SAMPIT – Sapi ternak yang ada di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terindikasi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Ini diungkapkan oleh Dinas Pertanian wilayah setempat setelah dilakukan survei belum lama ini.
“Kami telah melakukan survei ke sejumlah wilayah seperti kota dan Desa Sebabi, Kecamatan Telawang. Terutama bagi ternak sapi yang didatangkan dari pulau Jawa seperti Jatim,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kotim, Endrayanto, Kamis 12 Mei 2022.
Lanjutnya, dari hasil survei yang dilakukan pihaknya memang ada yang terindikasi terhadap penyakit yang saat ini sedang melanda sejumlah daerah di Indonesia, lantaran sapi tersebut ditemui mengeluarkan gejala.
Namun ditegaskan olehnya, pihaknya belum dapat memastikan bahwa hewan ternak sapi itu terpapar PMK. Lantaran hasil sampel yang dikirim belum keluar. Diperkirakan dalam waktu dekat ini baru akan segera dipastikan.
Sementara untuk sampel yang dikirim berasal dari 26 ekor sapi hasil tracking pihaknya. Sapi tersebut sebelumnya didatangkan dari luar daerah seperti Bangkalan, Pamekasan, Lumajang dan Pangkalan Bun, yang dikhawatirkan membawa bibit penyakit PMK.
“Sekalipun kami belum bisa memastikan tapi kami indikasikan, dari pada nanti kita bilang tidak ada ternyata ada sulit lagi penanganannya. Kalau diindikasikan, penangan segera dilakukan kalau memang terpapar. Oleh sebab itu, kami segera lakukan pemeriksaan klinis terhadap sapi itu dan melakukan pengambilan sampel,” ujarnya.
Pihaknya juga melakukan edukasi terhadap peternak agar tidak terpapar seperti rutin melakukan pembersihan kandang ternak. Imbuhnya, sekalipun penyakit ini tidak kasus kematiannya rendah dibandingkan penyakit lain, namun tingkat penyebarannya cukup cepat sehingga dikhawatirkan populasinya terganggu jika tidak dicegah.
“Virus PMK ini cukup lama bertahan di tubuh sapi meskipun sudah dinyatakan sembuh dari sakit. Namun virus masih hidup dan mampu bertahan hingga dua tahun di tubuh sapi. Makanya harus divaksin untuk mematikan virusnya. Sekarang kami masih menunggu vaksinnya. Karena vaksin tergantung dari hasil sample,” paparnya.
Dirinya mengimbau bagi peternak sapi agar tidak panik. Jika ditemui gejala PMK pada ternaknya segera melapor untuk dilakukan terapi oleh pihaknya guna menghindari paparan PMK ke ternak lainnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post