SAMPIT – Gambaran umum cuaca bulan November 2021 berdasarkan monitoring data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0,96 pada Dasarian III Oktober 2021.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Udara H Asan Sampit, Musuhanaya mengatakan, kondisi cuaca khsusnya di Kotawaringin Timur (Kotim) saat ini berubah-ubah. “Pada hari ini diprediksi Kotim berawan. Untuk hari ini belum terpantau adanya hujan lebat, namun prediksi tersebut akan diupdate lagi 12 jam kedepan karena cuaca sifatnya dinamis,” kata Musuhanaya, Senin 15 November 2021.
Dijelaskannya, untuk kondisi melewati ambang batas La Nina berpotensi terus berkembang. Masyarakat diminta bersiap dengan kehadiran La Nina 2021/2022 yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang. “Setidaknya hingga Februari 2022. Pada saat kondisi La-nina di musim hujan berdasarkan data yang ada pada Stasiun Meteorologi H Asan Sampit, hal tersebut dapat meningkatkan curah hujan 2 hingga 35% dari rata-ratanya di bulan November,” tegasnya.
Tambah Musuhanaya, jika melihat dari kondisi di lapangan yakni informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim saat ini sudah ada beberapa titik desa di kecamatan yang ada di Kotim terdampak banjir, seperti di desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu. Hujan intensitas lebat beberapa hari yang lalu dan ditambah dengan posisi pasang maksimum air laut membuat desa ini banjir. “Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap dampak yang berpotensi terjadi seperti banjir,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Mentaya Hulu, Asyari mengatakan, daerahnya juga kerap kali banjir. Namun saat ini di Kecamatan ini belum ada banjir, meski air sungai sudah mulai pasang tinggi namun belum naik hingga ke pemukiman warga. Diharapkan debit air tidak naik, begitu juga curah hujan. Sejauh ini kondisi ketinggian air Sungai Mentaya masih tetap bertahan di batas aman. Namun demikian, pihaknya tetap waspada jika terjadi banjir seperti beberapa bulan lalu, yang mana warga terpaksa mengungsi akibat air yang masuk hingga ke dalam rumah. “Sebagai langkah antisipasi, kami sudah melakukan rapat untuk persiapan pembentukan dan menginstruksikan membuat Posko Siaga Banjir. Baik di Kecamatan itu sendiri maupun di Kelurahan maupun Desa,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post