SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus melakukan penanganan dan pencegahan terhadap stunting atau masyarakat yang mengalami kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Penanganan stunting adalah prioritas Pemkab Kotim. Kabupaten sempat masuk dalam isu nasional. Sebab kabupaten kita termasuk salah satu kabupaten locus stunting hang ada di Indonesia,” kata Bupati Kotim, Supian Hadi, Senin, 6 Januari 2020.
Meski demikian, Bupati melanjutkan, pada tahun 2019 lalu Kotim berhasil mendapatkan penghargaan sebagai daerah yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi dalam menangani kasus stunting. Namun hal ini dinilai bukan suatu penghargaan sebab masih banyak masyarakat yang menderita stunting. Tercatat ada 10 Desa yang warganya mengalami stunting.
Kesehatan dinilai merupakan salah satu hal yang dapat menunjukkan keberhasilan pembangunan daerah. Sebab itu dirinya meminta agar pemerintah terus melakukan pembangunan kesehatan.
Ada beberapa pilar pembangunan kesehatan yang harus dijalankan, yakni paradigma kesehatan, penguatan akses pelayanan kesehatan dan penyediaan biaya melalui jaminan kesehatan nasional, melalui program gerakan masyarakat hidup sehat, dan program pendekatan keluarga.
“Semua harus bekerjasama dalam menangani kasus ini, baik pemerintah maupun masyarakat. Berikan makana bergizi pada anak dan anak yang baru lahir juga harus diberikan ASI Eksklusif, terutama untuk seribu hari pertama. Inilah yang bisa mencegah adanya stunting,” jelas Bupati yang sudah menjabat selam dua periode berturut-turut.
(shb/matakalteng.com)
Discussion about this post