PALANGKA RAYA – Menjelang penutupan tahun 2022, Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah akan menggelar Upacara Ritual Balian Nampung Sahur Maluput Hajat, yang diawali dengan Mampendeng Balai Keramat Raja.
Hal ini disampaikan oleh Koordinator kegiatan Ritual Balian Nampung Sahur, Parada LKDR. Ia menjelaskan pendirian Balai Keramat Raja untuk memberikan rumah bagi para leluhur yang tinggal di wilayah setempat. Selain itu juga sebagai bentuk ucapan syukur karena manusia telah diizinkan untuk menggunakan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
“Balai keramat raja memiliki filosofi kita telah menggunakan sumber daya alam untuk kehidupan seperti saat ini, sebagai wujud penghormatan kita kepada alam mereka yang dulunya tinggal disini kita buatkan rumah untuk mereka. Jadi silahkan mereka tinggal di balai ini dan tidak mengganggu. Keliatannya rumah ini kecil, tapi secara spritual sangat besar dibuat dari emas permata. Warna kuning ini melambangkan emas, warna hijau menunjukkan kesuburan,” jelas Parada, Rabu 28 Desember 2022.
Lebih lanjut Ia menambahkan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan yaitu pencucian wilayah yang dimaksudkan untuk menghalangi gangguan selama pelaksanaan Upacara Ritual Balian Nampung Sahur Maluput Hajat nantinya.
Dalam upacara ini disebutkan Parada bentuk ucapan syukur akan dikorbankan hewan-hewan sebagai sesajen berupa ayam, babi, sapi dan kerbau kepada penguasa alam semesta.
“Segala kegiatan yang dilakukan selama Upacara Ritual Balian Nampung Sahur, Maluput Haiat, Palus Pendeng Balai Karamat Raja dimaksud agar membuat tatabatas tetap terpelihara. Hubungan serasi dengan alam, terjaga keseimbangan sehingga keselarasan diwilayah tersebut terbangun,” sebut Parada.
Disebutkannya manusia hidup berdampingan dengan mereka yang sejak dulu ada menjaga wilayah ini. Melalui Upacara Ritual Balian Nampung Sahur, dinilai mampu memperkuat kontak dengan pusat orientasi spiritual yang sakral dan keramat.
Diiringi dengan doa-doa suci para basir untuk menjaga, dan melindungi manusia dalam menghadapi segala gangguan , tantangan dan hambatan, dalam kehidupan sehingga kehidupan sosial manusia, baik sebagai pribadi, penguasa/pemerintah didalam membangun kehidupannya selalu dijaga.
“Dalam hal ini dipagar kuat oleh benang-kuning/tali spiritual yang ampuh dan merupakan anugerah dari penguasa di langit (sangiang di langit),” tutupnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post