SAMPIT – Eksploitasi anak kecil atau dibawa umur masih marak di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Dimana para bocil (Bocah Cilik) yang seharusnya mengenyam pendidikan, malah dipekerjakan untuk mengamen, dan mengemis guna mencari nafkah membantu perekonomian keluarga.
Pantauan matakalteng.com eksploitasi anak ini sering terlihat disetiap warung dan cafe maupun rumah makan yang ada Kota Sampit. Terkadang juga para bocil ini terlihat berada di perempatan lampu merah, Jalan Pemuda dan Pramuka dan A Yani depan Gedung KNPI arah Taman Kota Sampit.
Sebagian besar dari anak-anak yang dieksploitasi ini menadahkan tangan meminta sejumlah uang kepada para pemotor dengan cara mengamen Saneri menyayangkan hal tersebut. Warga Baamang ini melihat miris karena adik-adik yang seharusnya mengenyam pendidikan, harus dipekerjakan untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarga.
“Seharusnya Pemda maupun dinas instansi terkait bertanggung jawab untuk hal itu lebih tegas dan gesit untuk mengubah mindset pola pikir orangtuanya atau keluarganya yang mempekerjakan anak di bawah umur seperti itu,” kata Saneri, kepada wartawan ini ni, Rabu 28 Desember 2022.
Lanjutnya, anak-anak dibawah umur harusnya menjadi generasi penerus bangsa atau daerah harus dikorbankan dalam menutupi kebutuhan ekonomi keluarga. Dia menilai pemerintah dalam mengawasi adanya kejadian ini masih kurang, karena memang eksploitasi anak di Kota Sampit ini sudah sering terjadi.
“Tindakan tegas seharusnya dilakukan oleh pemerintah, agar para generasi bangsa ini dapat kita selamatkan. Mereka masih punya masa depan. Pemerintah atau instansi terkait harus mengupayakan dalam penanganan terhadap orangtua yang mengeksploitasi anaknya menjadi pengemis,” ungkapnya.
“Sering kali saya juga merasa kasihan terhadap ade-ade dimana mereka seharusnya belajar atau mengenyam pendidikan di se usianya. Malah harus pontang penting ikut terjun untuk menghidupi ekonomi keluarganya. Yang saya sayangkan juga mereka bekerja hampir full seharian, mereka berpindah tempat ke tempat yang lain dan dimana ada cafe atau rumah makan yang mereka datangi sampai 4 kali dalam sehari. Mereka sering diantar seorang remaja yang kemungkinan itu adalah kakaknya atau keluarganya. Yang mengantar sering duduk santai agak jauh dari tempat operasi atau tempat yang mereka tuju,” pungkasnya.
(gus/matakalteng.com)
Discussion about this post