PALANGKA RAYA – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kalimantan Tengah (Kalteng) Ivo Sugianto Sabran menyampaikan, stunting menjadi salah satu ancaman anak bangsa.
Hal ini disampaikan Ketua TP PKK Kalteng saat menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Bidang Kesehatan Provinsi Kalteng Tahun 2021, bertempat di Hotel Brits Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Kamis 14 Oktober 2021.
Ivo menjelaskan penyebab stunting adalah kekurangan gizi dalam waktu yang lama pada 1000 hari pertama kehidupan diantaranya kurang gizi pada saat ibu hamil, kurang gizi pada saat masih balita, kurang pengetahuan ibu sebelum, saat, dan setelah melahirkan, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai, kurangnya akses air bersih dan sanitasi (kebersihan lingkungan) dan kurang pengetahuan tentang makanan bergizi yang berasal dari sumberdaya lokal.
Lanjut Ivo, peran dalam pencegahan stunting yakni menerapkan sepuluh langkah kewaspadaan PKK meliputi, ikut dalam proses perencanaan program, ikut dalam pelaksanaan program dan kegiatan, melakukan pemantauan dan pengendalian terhadap proses kegiatan, ikut dalam proses penilaian/ evaluasi hasil-hasil program/kegiatan pencegahan stunting dan melestarikan program/kegiatan pencegahan stunting.
“Dalam program pencegahan stunting, TP-PKK melakukan pembinaan secara berjenjang s/d kader PKK mulai dari meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup manusia dan menurunkan kemiskinan melalui pendataan, penyuluhan dan penggerakan peran serta masyarakat,” ungkap Ivo.
Stunting adalah ketika balita lebih pendek dari standar tinggi badan seumurnya. Hampir 9 juta atau lebih dari 1/3 balita di indonesia mengalami stunting. Stunting merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan ukuran panjang atau tinggi badan anak lebih pendek bila dibandingkan dengan anak seusianya.
Pertumbuhan anak melambat, kemampuan untuk fokus memori pembelajarannya sangat rendah dan pubertas melambat. Selain itu, stunting mengakibatkan perkembangan otak dan fisik terhambat, sulit berprestasi, rentan terhadap penyakit, ketika dewasa mudah mengalami kegemukan sehingga beresiko terkena penyakit jantung, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya.
“Di usia produktif, anak stunting memiliki penghasilan 20% lebih rendah dari pada anak yang tumbuh optimal. Stunting bisa dicegah dengan memastikan kesehatan dan kecukupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan,” pungkasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post