BUNTOK – Warga sekitar Jalan Buntok-Asam, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan (Barsel) sangat mengeluh, lantaran jalan nasional di sekitar pemukiman mereka rusak parah. Bahkan Ketua RT 41, Hendri B. Djahan menduga, proyek tersebut abal-abal.
“Dari awal sampai sekarang kami tidak mengetahui dimana papan plang proyek ini dipasang, jadi kami tidak tahu berapa anggarannya. Dari bulan Maret 2022 hingga hari ini, proyek masih dikerjakan. Oleh karena itu bisa dibilang proyek ini abal-abal,” ucapnya, Rabu 25 Januari 2023.
Dirinya menyatakan, sangat prihatin melihat kondisi fisik jalan tersebut, karena berdampak kepada warganya serta para pengguna jalan yang melintas. Saat kering menyebabkan debu, namun saat hujan menjadi kubangan lumpur, sehingga tidak bisa dilalui. Jika pun bisa, maka akan memakan waktu lama sehingga terjadi antrean panjang hingga berjam-jam.
“Bulan Oktober lalu, kami sudah menyurati Bapak Gubernur Kalteng dengan tembusan kepada Kepala Balai, karena ini katanya jalan nasional. Kalau ini jalan nasional, apa bedanya dengan Jakarta, begitu kan logika nya. Karena ini jalan poros, jalan induk, semua melewati disini, jadi kami minta segera diperbaiki,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu tokoh masyarakat Barsel, Sujana yang merasa sangat terganggu dengan rusaknya jalan utama tersebut.
“Pada dasarnya pengusahanya saya anggap tidak profesional, tanah yang dipakai tanah liat, terkena hujan langsung hancur. Jadi diduga itu tidak sesuai spek, lantaran sudah berapa kali ganti tanah gagal terus,” ucapnya.
Saat dikonfirmasi melalui telepon, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Tengah, Hardi Siahaan mengatakan, dugaan proyek tidak sesuai spek tersebut harus dibuktikan.
“Tapi itu memang pekerjaan terlambat masuk masa denda, harusnya selesai tanggal 31 Desember 2022. Oleh karena itu kami kenakan penalti denda 1 permil dari nilai kontrak dari 1 Januari 2023, selama 90 hari diberikan kesempatan. Dan ini masih sesuai dengan ketentuan kontrak,” terangnya.
“Untuk papan plang proyek harusnya ada, di awal sama di akhir proyek, dari Jembatan Kalahien sampai di Ampah. Untuk dana proyek tersebut saya tidak hafal, mungkin 20 atau 30 miliar rupiah berasal dari dana APBN,” pungkasnya.
(co/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=103221 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post