SAMPIT – Pembelajaran saat pandemi yang sempat dilakukan secara online atau belajar dari rumah (BDR) yang juga disebut belajar jarak jauh (PJJ), ternyata sempat menimbulkan masalah belajar bagi anak.
Sehingga sekarang ini di saat pemerintah sudah memperbolehkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, menjadi solusi yang cepat untuk mengatasi permasalahan sejumlah peserta didik yang kurang responsif terhadap pembelajaran tersebut.
“Pada semester satu tahun 2021 lalu, kami full PJJ, baik penilaian akhir semester maupun tengah semester. Tapi sejalannya waktu keluhan orang tua dan banyak guru yang melaporkan bahwa dalam setiap kelas hampir ada 5% hingga 10% anak yang tidak respon terhadap PJJ tersebut,” kata Kepala SMPN 3 Sampit, Siti Hadijah, Kamis 28 Juli 2022.
Untuk itu ujarnya, pembelajaran anak mulai membaik saat sekarang ini sudah mulai masuk sekolah. Karena ujarnya pada 2021 lalu pihaknya juga sempat melakukan rapat untuk mengatasi anak-anak yang tidak respon tersebut.
“Dan kami mengundang orang tua siswa yang anaknya tidak respon tersebut, ternyata orang tua sudah tidak mampu lagi untuk memberi atau membantu anak-anak dalam belajar karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan mereka,” ungkapnya.
Hadijah bersyukur, karena saat ini pandemi sudah melandai dan pembelajaran sudah bisa dilakukan di sekolah secara langsung, sehingga dunia pendidikan khususnya di Kotim sendiri perlahan-lahan sudah mulai bangkit. “Anak-anak nampak antusias saat sekolah sudah mulai aktif lagi,” tegasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post