SAMPIT – Pakar Kebijakan Publik, Bambang Haryo menilai polusi udara di Jakarta dengan indeks kualitas udara (AQI) mencapai diatas 170, dinilai sangat parah sehingga udara di Ibu Kota Jakarta sangat tidak layak saat ini. Namun Bambang menyayangkan banyak pihak yang berkomentar tidak berdasarkan kajian dan analisa yang benar dan akurat.
“Bahkan cenderung menyalahkan polusi kendaraan bermotor baik pribadi maupun publik sebagai penyebab polusi udara, sehingga muncul wacana kebijakan 4 in 1, juga uji emisi gas buang akan lebih diperketat, dan bahkan muncul wacana mendorong ekosistem kendaraan listrik, ” kata Anggota DPR RI 2014-2019 melalui rilis resminya ke media, Sabtu 19 Agustus 2023 di Sampit.
Menurutnya, kebijakan panik dan sporadis bahkan muncul dari pimpinan daerah yang mewacanakan perijinan bangunan akan diperketat terutama perijinan high rise building. Bahkan menginstruksikan warganya untuk menggunakan sepeda untuk transportasi sehari-hari di udara yang tidak layak dan juga muncul kebijakan kendaraan 2.400 cc harus menggunakan pertamax turbo, padahal pengaruh oktan hanya penyumbang terkecil dari kegagalan emisi gas buang yang sebagian besar kegagalan akibat kondisi perawatan mesin dari kendaraan itu sendiri.
Alumni ITS itu mengatakan, semuanya harus paham di setiap bulan Agustus itu musim kemarau panjang yang tidak ada hujan bahkan mulai Juni selalu muncul polusi udara yang sangat tinggi dan melebihi ambang batas di wilayah pesisir utara pulau Jawa, Jabotabek, Semarang dan bahkan Surabaya.
“Misalnya di Tahun 2015 terparah, 2019 dan 2023, semuanya mengalami kabut asap akibat kebakaran hutan yang ada di Indoensia khususnya Kalimantan, Sumatera beserta daerah lainnya yang membawa dampak kesehatan yang buruk bagi masyarakat di semua wilayah Indonesia, ” ucapnya.
Lanjut Bambang, harusnya hal tersebut dapat diamati juga bahwa saat bulan Agustus yang masuk musim kemarau panjang itu ada jutaan hektar hutan di Kalimantan, Sumatera bahkan di Jawa Barat yang mengalami kekeringan dan akhirnya terbakar akibat gesekan ranting dan lainnya. Kebakaran itu terlihat ada titik api menyala dengan skala kecil, menengah dan hebat.
” Ini semua bisa kita lihat di data BMKG, nyala titik api kebakaran disaat ini sudah mencapai lebih dari 4.000 titik di Indonesia dan yang paling terparah adalah wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Wilayah Sumatera Selatan serta Lampung. Sehingga mengakibatkan asap di wilayah tersebut sangat pekat jauh di atas wilayah Jabodebek. Bahkan sempat menganggu penerbangan pada saat pesawat akan mendarat dan terbang,” sambung Mantan Ketua Komite Tetap Utilitas Umum KADIN bidang Infrastruktur tersebut.
Menurut BHS, akibat arah angin yang saat ini berhembus dari barat ke timur agak ke selatan, maka asap – asap dari Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera itu memenuhi wilayah Jabotabek dan kota – kota pesisir utara Pulau Jawa.
Dari situ, seharusnya dapat diamati dan dianalisa sekalipun saat hari libur pekerja, kantor, pabrik, sekolah dan angkutan truk pun istirahat di wilayah Jakarta, tetapi udara di Jakarta tetap tertutup kabut asap, misalnya kebakaran hutan tersebut tidak segera ditanggulangi dengan baik.
“Ini adalah tugas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang seharusnya harus dapat melakukan pencegahan kebakaran hutan dengan selalu menyiram hutan-hutan tropis kita pada saat musim kemarau panjang, sehingga hutan – hutan kita tetap sehat dan hijau. Seperti halnya di Negara Malaysia, dimana saat ini tidak satupun hutan di wilayah Malaysia yang ada titik nyala api karena hutannya sangat sehat dan cukup air. Dan Hutan yang sehat mempunyai daun yang mengandung 80% air, sehingga hutan tersebut tidak bisa terbakar dan bahkan dibakar,” papar Anggota Bidang Pengembangan Usaha dan Inovasi DPN HKTI itu.
Apalagi Kementerian LHK, lanjut BHS sudah mendapatkan anggaran cukup besar sebesar 7,55 triliun dan pemerintah juga sudah melengkapi pesawat pemadam boeing 747 yang mampu membawa 24 ribu galon air, dimana mampu memadamkan dan sekaligus merawat lebih dari 100 ribu hektar hutan, dan masih memiliki 10 helikopter pemadam untuk pengeboman air (water bombing), dan bahkan juga dilengkapi penaburan garam untuk membuat hujan – hujan buatan. Harusnya itu yang digerakkan untuk menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan yang selalu ada di musim kemarau panjang di bulan Juli-Agustus.
Menurutnya, bila semua perawatan hutan untuk pencegahan kebakaran dilakukan oleh kementerian LHK, maka akan mampu menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan yang menjadi penyebab polusi udara yang ada di Jabotabek. Karena musim kemarau panjang masih terus berlanjut, maka sudah saatnya Kementerian LHK segera bergerak untuk melakukan perawatan sekaligus pemadaman hutan – hutan yang saat ini sedang terbakar dan sambil menunggu adanya musim hujan kembali.
“Jadi STOP mencari kambing hitam dari kendaraan bermotor baik privat maupun publik dan truk pengangkut logistik serta pabrik yang ada di Jakarta. Dan diharapkan segera lindungi warga di seluruh Indonesia dari asap kebakaran hutan,” pungkas Bambang Haryo.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post