BUNTOK – Program Nasional Jaminan Persalinan (Jampersal) merupakan upaya pemerintah dalam menekan angka kematian ibu dan bayi. Bahkan hingga saat ini di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) pelaksanaan program tersebut terus berjalan, walaupun ada kendala terkait program tersebut.
Anggota DPRD Barsel, Nurul Hikmah mengatakan, sangat diyakini terkait kendala yang dihadapi adalah ketika pelaksanaan penyaluran bagi masyarakat setempat serta keterbatasan sarana penunjang. ”Ini sangat penting untuk dipermasalahkan mengingat betapa pentingnya sarana dalam pelaksanaan Jampersal di lapangan,” ungkapnya.
Begitu pun menyangkut tidak adanya air bersih di sejumlah pedesaan, juga terkadang membuat persalinan tidak lancar. Bahkan sarana seperti polindes atau poskesdes yang kurang memadai, seringkali menjadikan pasien atau ibu yang ingin melahirkan lebih memilih untuk melaksanakan persalinan di rumah pribadi saja.
Bahkan ironisnya, kata Ketua DPC PPP Barsel itu, faktor penerangan atau listrik juga menjadi penghambat dalam pelayanan yang maksimal, mengingat di pedesaan, ada sejumlah titik yang belum terjamah listrik.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Barsel drg. Daryomo Sukiastono mengatakan, pihaknya akan berupaya maksimal lagi di tahun 2022 ini, agar kekurangan sarana dalam pelaksanaan Jampersal bisa teratasi dan tidak menjadikannya sebagai permasalahan.
Selain itu, kata dia, Dinkes juga akan memaksimalkan dengan gelar pelatihan bidan serta sosialisasi tenaga bidan dan perawat yang bertugas di pedesaan. “Pasalnya program Jampersal dilaksanakan sejak hamil muda, proses persalinan hingga proses anak menyusui, sehingga wajib benar-benar dilaksanakan dengan baik dan maksimal,” ungkapnya.
Dokter senior itu berharap, agar warga Barsel, khususnya kalangan keluarga hamil segera mendaftarkan diri untuk mendapatkan pelayanan Jampersal. “Dimana ibu hamil akan diberikan pelayanan secara berkesinambungan,” katanya.
(co/matakalteng.com)
Discussion about this post