SAMPIT – Insiden berdarah yang terjadi di lahan sengketa Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang melibatkan dua kelompok masyarakat sehingga menimbulkan satu orang meninggal dunia dan tiga orang luka serius.
Menurut pengakuan kerabat korban yang namanya tidak mau disebutkan mengaku, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.40 sampai 11.00 WIB, dimana saat itu para korban dari pihak Hok Kim alias Acen sedang melakukan patroli di perkebunan yang diduga masih dalam sengketa tersebut.
“Kejadian dari setengah sepuluh sampai jam sebelas. Waktu itu mereka sedang melakukan patroli di lahan itu,” ungkapnya, Selasa 12 September 2023. Diceritakan, setelah itu mereka menemukan sembilan mobil pikap yang diduga sedang pencuri buah sawit di areal yang bersengketa. Kemudian, mereka langsung mengamankan mobil dan pencuri tersebut.
“Mereka mencuri sejak pagi sampai siang. Buah itu sudah ada di mobil. Mereka juga diberitahu untuk menurunkan buah agar saat keluar kebun mobil harus dalam keadaan kosong. Terjadilah perlawanan,” ujarnya. Menurutnya, saat itu pencuri (diduga preman bayaran dari kelompok Alpin Laurance sekitar 50 orang dengan menggunakan 9 mobil pikap melawan yang diduga tiga orang tersebut.
“Orang yang mencuri itu 50 lebih yang diduga preman bayaran dari Alvin. Yang patroli itu hanya tiga orang melawan orang puluhan itu. Itu ja pang setau saya kronologis kejadian” bebernya. Sementara itu menurutnya, seusai kejadian itu, keadaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sudah kondusif. Dimana personel gabungan dari pihak Polres Kotim dan diduga dari Polda Kalteng mengamankan area terjadinya konflik tersebut.
“Sudah kondusif. Sekitar 50 sampai 80 personel gabungan dari Polres dan Polda mengamankan lokasi itu. Cuman tidak tau pencuri itu apakah masih ada disana,” jelasnya. Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan ini, bahwa korban yang meninggal dunia dan yang luka parah di rujuk ke rumah sakit Palangka Raya diduga dari Kelompok Alpin Laurance.
Sedangkan tiga orang yang mengalami luka yang cukup serius merupakan kelompok Hok Kim alias Acen. Dua orang korban yang diduga dari kelompok Alpin Laurance bernama Saudi (38) (meninggal dunia) dan Pani (40) dirujuk ke Palangka Raya sedang dari kelompok Hok Kim alias Acen bernama Kartoyo, Deni dan Cuncun sedang dalam perawat di RSUD dr Murjani Sampit.
Hal itu berdasarkan pantauan langsung wartawan ini di RSUD dr Murjani Sampit ketiga korban tersebut saat ini sedang dirawat intensif di rumah sakit tersebut. Untuk diketahui bahwa, kasus sengketa lahan ini, sudah lama terjadi antara Hok Kim alias Acen dengan Alpin Laurance. Namun sejauh ini memang kasus ini sudah diproses di Polda Kalteng dan gugatan secara perdata di pengadilan.
Namun pada Senin 11 September 2023 kasus sengketa kembali mencuat, hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia dan empat orang mendapatkan luka yang cukup parah dari dua kelompok tersebut. Sementara diberitakan sebelumnya, dalam video yang berdurasi 4.16 detik tersebut merupakan kejadian yang diambil sekitar tanggal 17 Agustus 2023 lalu dan dalam video tersebut tidak ada penyerangan hanya ada perdebatan atau saling beradu argumen saja.
(gus/matakalteng.com)
Discussion about this post