PALANGKA RAYA – Konflik internal ditubuh organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) tidak kunjung terselesaikan antara Ketua Umum terpilih hasil Kongres ke-XXX di Ambon, Respirator Saddam Al Jihad dengan Ariya Karisma Khardi yang sebelumnya Sekjen PB HMI.
Ariya ditunjuk sebagai Pejabat Sementara (Pjs) berdasarkan sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) PB HMI periode 2018-2020. Konflik ini menuai perhatian serius dari Kader HMI, bahkan, alumni HMI pun melalui organisasi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yaitu KAHMI Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah ikut menyoroti persoalan ini.
Ketua KAHMI Kota Palangka Raya, Olly Suryono meminta Saddam dan Ariya untuk duduk bersama. Menurutnya, PB HMI harus kedepankan prilaku sebagai mahasiswa yang intelektual dan islami dalam mengatasi persoalan organisasi mahasiswa tertua tersebut.
“Kalau tidak bisa maka sebaiknya dua-duanya mundur demi menjaga marwah HMI,” tegas Olly Suryono, Minggu 8 September 2019 di Palangka Raya. Lebih lanjut Olly mengatakan, Saddam harus bisa memberikan klarifikasi soal prilaku amoral yang telah beredar.
Sementara untuk Ariya, ia katakan bukan ketua yang dihasilkan dari mekanisme yang benar. “Apakah ada mekanisme lain di HMI dalam mengganti Ketua Umum PB,” ungkap Olly Suryono.
(jurnaliswarga/matakalteng.com)
Discussion about this post