SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memantau harga kebutuhan pokok yang saat ini sebagian besar terjadi kenaikan. Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, kenaikan harga bahan pokok ada dua penyebab, yakni pandemi Covid-19 dan banjir.
“Kami akui kenaikan harga pokok lantaran adanya dampak dari Covid-19 dan banjir. Tapi kebutuhan pokok juga bergantung pada fluktuatif pasar. Kenaikan harga kebutuhan pokok ini akan terus dipantau. Jika terus terjadi kenaikan, Pemkab Kotim akan membuka pasar murah untuk mengimbangi harga di pasaran. Kami akan persiapkan itu, untuk mengimbangi harga di pasar. Sehingga masyarakat sedikit terbantu,” kata Bupati di Bumi Habaring Hurung ini, Jum’at 10 September 2021.
Sementara Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kotim Zulhaidir mengatakan, memang ada sejumlah bahan pokok yang harganya mengalami kenaikan bahkan di atas lima persen. “Kenaikan yang mencapai lima persen ke atas itu terjadi pada Cabai Rawit, Cabai Merah, Bawang merah dan Putih serta Bawang Bombay,” sebutnya.
Cabai Rawit hijau dan merah mengalami kenaikan hingga 25 persen. Yaitu dari harga semula Rp 40 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram untuk Cabai Rawit hijau. Cabai Rawit merah dari Rp 60 ribu menjadi Rp 75 ribu. Harga Cabai Merah keriting mengalami kenaikan 20 persen atau sebesar Rp 10 ribu. Dari harga Rp 50 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram. Sementara harga Cabai Merah besar mengalami kenaikan sebanyak 22,22 persen atau Rp 10 ribu, yaitu harga semula Rp 45 ribu menjadi Rp 55 ribu.
Sedangkan untuk Bawang Merah ada kenaikan sebesar 7,14 persen, dari harga Rp 28 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Bawang Putih jenis Hona kenaikan yang terjadi sebesar 7,69 persen atau Rp 2 ribu. Yaitu dari harga Rp 26 ribu menjadi Rp 28 ribu per kilogram. Untuk jenis terjadi sebesar 10,34 persen, harga semula Rp 29 ribu naik menjadi Rp 32 ribu per kilogram. Dan untuk Bawang Bombay dari harga semula Rp 23 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram atau terjadi kenaikan sebesar 8,70 persen. “Bahan pokok yang harganya terjadi kenaikan itu Rata-rata dipasok dari luar daerah Kotim,”ucapnya.
Kenaikan terjadi lantaran barang yang dipasok dari luar daerah itu jumlahnya terbatas. Itu disebabkan sejumlah daerah yang biasa memasok barang ke Kotim terhambat karena adanya wilayah yang terdampak banjir sulit dilalui, yaitu Kabupaten Katingan. “Berkurangnya pasokan dari luar daerah serta alur distribusi barang terhambat akibat banjir. Sebagian barang mengambil dari luar daerah karena kalau hanya dari Kotim tidak mencukupi kebutuhan yang ada. Sehingga Kami berharap air segera surut agar distribusi barang kembali normal,” sampai Zulhaidir.
(dev/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post