SAMPIT- Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor hingga kini belum memperoleh laporan secara resmi terkait bocornya minyak ke Sungai Mentaya yang diduga merupakan limbah crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah.
“Namun saya sudah minta kepada Dinas Lingkungan Hidup Kotim untuk mengecek terkait bocornya minyak itu,” kata Halikinnor, Selasa 10 Agustus 2021.
Dirinya berharap pihak yang berkaitan segera mengambil langkah cepat agar jangan sampai mengganggu karena sumber air masyarakat Kotim berasal dari Sungai Mentaya.
“Itu harus ditindaklanjuti sesuai ketentuan entah nanti diberi sanksi atau apa sesuai peraturan. Itu bisa pidana kalau lalai. Apalagi kalau ada unsur sengaja atau kurang pengamanan hingga menyebabkan kebocoran yang berdampak pada pencemaran lingkungan,” paparnya.
Sehingga kedepan dirinya akan memaksimalkan kerjasama BUMND atau Pusda dan KSOP untuk pengamanan basis, termasuk untuk pengamanan tangki-tangki.
“Hasil dari itu akan kami evaluasi dan membuat surat resmi agar betul-betul pengangkutan kondisi aman. Kadang-kadang tangki bocor dipaksakan ini yang bahaya. Ini nanti yang akan dibuat SOP nya dan membuat standarisasi mana yang layak dan tidak. Jadi kalau tidak layak tidak diizinkan berlayar,” tutupnya.
Diketahui belum lama ini telah terjadi kebocoran minyak CPO yang diduga berasal dari tongkang pengangkut yang bersandar pelabuhan Bagendang, Sampit Kotim.
(dev/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post