KUALA KURUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gumas melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) melaunching sekolah lansia Bahagia, Mandiri, Giat, Sehat, Sejahtera (Barigas) pertama di Kabupaten Gumas.
“Kami menyambut dengan baik sekolah lansia ini, karena sejalan dengan program dari smart human resources, yakni mewujudkan lansia yang smart, serta bermartabat dengan lansia tangguh secara utuh yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat,” kata Wakil Bupati Gumas, Efrensia LP Umbing, Senin, 26 Februari 2024.
Dia menuturkan, sekolah lansia menjadi salah satu wadah dalam membentuk lansia tangguh dan mandiri, karena tidak hanya sekedar mempelajari aspek fisik, namun di dalamnya memiliki keterkaitan antar elemen baik fisik, sosial, psikologis, ekonomi, dan spiritual.
“Kami minta agar lansia tetap mempertahankan kemandirian, sehat, aktif dan produktif, karena kesehatan yang buruk pada lansia tidak hanya berdampak bagi individu, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat luas,” terangnya.
Dia berharap sekolah lansia yang sudah terbentuk itu dapat berjalan dengan baik dan sukses, sehingga dapat menjadi percontohan atau pilot project dari pembentukan sekolah lansia selanjutnya.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Gumas Rina Sari mengatakan, sekolah lansia adalah salah satu upaya pendidikan secara non formal yang dilakukan sepanjang hayat. Itu merupakan bagian terintegrasi dari BKL. Untuk misi sekolah lansia yakni pembelajaran dilakukan sesuai dengan profil lansia, kebutuhan, potensi dan kondisi wilayah, serta membangun kerjasama lintas program dan sektor untuk mendukung proses pembelajaran.
“Sekolah lansia bertujuan untuk meningkatkan kualitas kegiatan kelompok BKL dalam mewujudkan lansia tangguh, meningkatkan pemahaman lansia tentang konsep smart, pengetahuan lansia tentang proses menua sehat dan sakit, meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku lansia tentang kesehatan fisik dan mental, tentang kehidupan sosial dan ekonomi,” terangnya.
Dia menambahkan, sasaran peserta sekolah lansia di kelompok BKL yakni pada usia pralansia 45-59 tahu) dan lansia 60 tahun keatas. Pengajar dalam sekolah lansia yakni relawan dengan latar belakang kesehatan dan non kesehatan, praktisi kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, ahli gizi dan tenaga kesehatan lain, dosen dan mahasiswa, serta aktifis penggerak pemberdayaan lansia.
(sid/matakalteng)
Discussion about this post