KUALA KURUN – Dampak banjir yang merendam ruas jalan lintas dari Palangka Raya ke Kuala Kurun, tepatnya di Bukit Rawi, Desa Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, mulai dirasakan oleh warga di Kota Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas (Gumas).
“Dari survei dan pendataan lapangan, untuk ketersediaan bahan pangan masih mencukupi, namun pasokannya dari Kota Palangka Raya terlambat datang karena banjir tadi. Biasanya mobil pikap membongkar bahan pangan yang dibawa pukul subuh namun sekarang agak siang pukul 09.00 hingga jam 10.00 WIB,” ucap Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gumas Hansli Gonak, Selasa, 14 September 2021.
Dia mengatakan, ada dua opsi dalam memasok bahan pangan ke Kota Kuala Kurun. Pertama, memutar ke Tumbang Jutuh menuju Tumbang Rahuyan, lalu ke Tewah dan Kota Kuala Kurun. Kedua, tetap melintas di jalan lintas Palangka Raya-Kuala Kurun, namun untuk menghindari banjir Bukit Rawi harus memakai kelotok dalam mengangkut bahan pangan ini.
“Selain kedatangannya yang terlambat, sejumlah harga kebutuhan pangan juga mengalami kenaikan, karena ada penambahan biaya operasional, dampak dari banjir bukit rawi,” ujarnya.
Terpisah, salah satu pemilik pangkalan elpiji di Kota Kuala Kurun Hutahuruk mengakui, sudah seminggu ini ketersediaan gas elpiji 3 dan 12 kilogram kosong di pangkalan. Hal ini dikarenakan truk pengangkut tidak bisa melintas di lokasi banjir Bukit Rawi.
“Sampai dengan hari ini, memang ada truk pengangkut gas elpiji yang datang ke Kota Kuala Kurun. Tetapi kedatangannya itu tidak bisa menutupi kebutuhan, karena masih banyak warga yang tidak mendapatkan gas tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kuala Kurun Soni mengatakan, banjir yang terjadi di Bukit Rawi juga berdampak pada pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) terhambat. Akibatnya, SPBU satu-satunya di Kota Kuala Kurun terpaksa ditutup.
“Sudah dua hari ini SPBU terpaksa ditutup, karena tidak ada pasokan BBM ke Kuala Kurun. Saya juga tidak enak karena tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Apa yang terjadi bukan disengaja, tetapi karena faktor alam,” tutur Soni.
Untuk menyiasatinya, truk angkutan BBM harus melewati jalan memutar, yakni berangkat dari terminal BBM Pulang Pisau melewati Banjarmasin, lalu Tamiang Layang, Buntok, Bukit Liti, hingga ke Kuala Kurun.
“Memang kalau memutar, jaraknya mencapai kurang lebih 800 kilometer. Tapi jika melewati bukit rawi, hanya 200 kilometer lebih. Diperkirakan, nanti malam atau paling lambat besok pagi, truk angkutan BBM sudah tiba di Kuala Kurun,” tandasnya.
(sid/matakalteng.com)
Discussion about this post