TAMIANG LAYANG – Setelah sebelumnya rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur (Bartim) Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadikan Rusunawa sebagai penampungan pasien Covid-19 ditolak warga.
Kini rencana tempat isolasi Covid-19 kemudian direncanakan Pemda Bartim berpindah ke Kantor Kesbangpol yang berada di Jalan Janah Munsit RT 04 Desa Sarapat Kecamatan Dusun Timur.
Namun rencana tersebut juga menuai protes atau penolakan dari warga sekitar, karena alasan takut tertular virus Corona atau Covid 19. Penolakan tersebut jelas nampak terlihat karena ada portal dipintu masuk kantor Kesbangpol tersebut.
Kepala Desa Sarapat Ertiono saat dijumpai dikediamanya membenarkan bahwa ada warganya yang menolak kantor Kesbangpol menjadi tempat isolasi pasien Covid-19. “Benar ada warga datang kesini yang menyatakan menolak kantor Kesbangpol dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19,” ucapnya, Selasa 14 Juli 2020.
Terkait adanya penolakan tersebut, pemerintah Desa Sarapat hanya bisa memfasilitasi untuk mempertemukan warga masyarakat dengan pemerintah daerah untuk mencari jalan sulosinya.
“Kami tidak bisa menetapkan apakah kantor Kesbangpol akan digunakan tempat isolasi Covid 19 atau mengikuti kehendak warga menolak, karena itu bukan wewenang kami,” jelasnya. Akan tetapi, dirinya sebagai Kades mengaku setuju atas rencana pemerintah yang ingin menggunakan Kantor Kesbangpol sebagai tempat isolasi Covid 19.
“Mau tidak mau saya setuju Kantor Kesbangpol dijadikan tempat isolasi Covid 19, karena ini program pemerintah,” ucapnya. Namun demikian, pemerintah atau gugus tugas juga harus memperhatikan atau menjamin kesehatan masyarakat sekitar Kantor Kesbangpol tersebut.
Drinya berharap kepada masyarakat harus menerima kalau tempat tersebut di jadikan penampungan Covid 19, karena setelah saya dengar dari Kepala Dinas Kesehatan kemarin, tempat tersebut untuk pasien reaktif bukan positif Covid 19. “Saya tidak menolak, kita tidak bisa menolak karena ini memang program dan juga ini menyangkut kemanusian,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bartim Simon Biring mengatakan bahwa tempat tersebut hanya dijadikan tempat pasien yang reaktif. “Tempat tersebut hanya untuk yang reaktif, sementara menunggu hasil Swab, kalau hasilnya positif covid 19, maka kita akan pindahkan,” jelasnya.
(iwn/matakalteng.com)
Discussion about this post