SAMPIT – Belum lama ini serangan buaya di Sungai Hambawang Desa Ganepo Kecamatan Saranau Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada 31 Desember 2020 pukul 09.00 WIB membuat geger warga setempat, pasalnya anak yang menjadi korban yakni Aditia (11) sudah sempat digigit buaya hingga setengah badan.
Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit Muriansyah mengatakan, saat pihaknya berkunjung ke lokasi kejadian warga memberitahukan melihat lagi buaya tersebut.
“Keterangan warga, di sungai kecil tersebut memang ada buayanya. ( warga mengetahui itu). Paginya pukul 07.00 WIB warga bahkan liat buaya muncul, ke arah hilir dari lokasi serangan. Sekitar 250 meter jaraknya dari lokasi serangan,” ujarnya, Jumat 1 Januari 2020.
Menurutnya, dari keterangan-keterangan yang dikumpulkan dari warga, buaya yang menyerang berjenis buaya muara panjang antara 2 sampai 3 meter.
Untuk itu kemarin pihaknya bersama satu anggota Manggala Agni yakni Tri Askoko menuju Desa Ganepo. Sebelum menuju Desa Ganepo, personil ke Desa Bagendang Hulu terlebih dahulu, untuk mengambil 1 set pancing buaya yang terpasang di sana.
“Setelah 1 set pancing buaya di ambil, perjalanan dilanjutkan menuju dusun Belanti. Setibanya di dusun Belanti, perjalanan ke Desa Ganepo dilanjutkan dengan menggunakan klotok,” ujar Muryanasyah.
Dalam perjalanan ke Desa Ganepo, personil melihat 1 ekor Buaya Muara ( panjang sekitar 2,5 meter) yang sedang berjemur di tepi sungai Mentaya, perairan dusun Belanti, Desa Bengkoang Makmur, Kecamatan MB.Ketapang.
“Setiba di Desa Ganepo, personil bertemu Kades Ganepo yakni Agus, berdiskusi sebentar dan langsung menuju lokasi serangan dengan ditemani 2 orang warga desa,” ungkapnya.
Lokasi serangan berada di dalam sungai Hambawang (anak sungai mentaya). Daerah tersebur merupakan lahan perkebunan milik warga.Lokasi serangan masuk sekitar 1 Km dari tepi sungai Mentaya.
“Di lokasi serangan, kami bertemu dengan 2 orang warga yang menyelamatkan anak yang di sambar Buaya yaitu pamannya Gapur dan temannya,” lanjutnya lagi.
Keterangan yang di dapat dari Gapur, korban dan kawan-kawannya (5 orang), saat itu sedang berenang di sungai kecil Hambawang. Kedalaman sungai saat itu 1 meter.
Terdengar teriakan minta tolong, Gapur dan kawannya mendekat.
Saat tiba di tepi sungai, korban sudah di mulut buaya. Gapur dan kawannya menceburkan diri ke sungai.
Perebutan korban dari mulut Buaya berlangsung sekitar 15 menit, karena Buaya tidak mau melepaskan gigitan. Sempat terlepas, namun di gigit lagi.
Setelah berhasil merebut anak tersebut, Gapur membawa korban ke desa dan di obati. Warga kemudian sempat beramai- ramai mendatangi lokasi serangan untuk mencari Buaya tersebut dengan mengunakan jaring, pukut, dll. Namun Buaya tidak ditemukan.
“Setelah mendengar kronologis serangan dari Gapur, personil melakukan pemantauan lokasi serangan. Dilanjutkan dengan memasang 1 set pancing Buaya di lokasi yg di anggap pas. Berjarak sekitar 100 meter dari lokasi serangan,” sebut Muryansyah.
Setelah memasang pancing Buaya, personil kembali ke desa dan langsung mengunjungi korban dan memberikan bantuan biaya berobat. Luka hampir di sekujur kaki kanan dan selangkangan.
“Personil memberikan pengarahan dan himbauan pada warga yang ada di tempat tersebut, saat akan kembali ke Sampit, personil mengecek kondisi 3 plang himbauan yang ada di dusun belanti dan desa Ganepo. Dan ternyata kondisi plang sudah rusak,” ungkapnya.
Sedangkan pancing yang terpasang di Bagendang Hulu di ambil karena dari keterangan warga, setelah dipasang pancing tanggal 24 Desember, buaya tidak pernah terlihat lagi di sekitar perairan desa.
“Kalau untuk yang baru di pasang di desa Ganepo akan kami cek lagi sekitar 4 atau 5 hari. Tapi tergantung laporan warga juga.
Kadang di bawah 4 hari umpan bisa habis, karena biawak, dll,” demikiannya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post