SAMPIT – Bagi warga Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kegiatan memancing dan melaut adalah hal yang biasa dilakukan sehari-hari. Meski demikian, karena berada di pinggiran laut warga dituntut harus lebih berhati-hati agar tidak terseret arus ombak.
Seperti yang dialami oleh salah seorang warga Desa Ujung Pandaran yakni Jauyah (47), dirinya dinyatakan hilang terseret arus ombak saat pergi memancing di dekat makam setempat yang diketahui memang berada sangat dekat dengan laut.
Kepala Badan SAR Nasional Pos Sampit Suprapto mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan atas hilangnya korban. Dimana mereka sudah menuruhkan personel untuk melakukan pencarian hingga kini.
“Tim kita sudah menuju lokasi yang dilaporkan hilangnya korban untuk melakukan pencarian,” ungkapnya, Kamis 31 Desember 2020.
Pencarian dilakukan oleh tim gabungan terdiri Pos SAR Sampit, Pos AL Samuda, PMI, instansi lainnya, keluarga korban dan masyarakat setempat. Sejumlah armada juga dikerahkan untuk memaksimalkan pencarian.
Lebih lanjut ujarnya, dari laporan warga kejadian itu terjadi kemarin hari Rabu 30 Desember 2020 sekitar pukul 17.00 WIB. Dimana saat itu korban pergi memancing bersama satu warga lainnya dan anak korban.
“Korban bersama yang lainnya saat itu berjalan kaki menyeberangi pantai yang putus di dekat makam. Dan saat itu kondisi pantai digenangi air laut karena abrasi,” ujarnya.
Kemudian korban menyebrang sembari membawa lanjung yang digunakan untuk menampung ikan hasil pancingan. Diduga saat itu arus air ke arah laut cukup deras karena bersamaan kondisi laut akan surut.
“Kondisi yang terjadi tiba-tiba tersebut membuat korban dan yang lainnya terseret arus hingga terbawa ke tengah. Ketiganya berusaha sekuat tenaga berenang menuju pantai. Dan setelah beberapa waktu anak korban dan satu warga lainnya ditemukan terdampar di pantai, sedangkan korban tidak ditemukan,” bebernya.
Kejadian itu baru diketahui saat azan Isya ketika warga menemukan dua korban selamat yang terdampar di pantai, sementara korban diduga hilang terseret arus karena tidak mampu melawan kuatnya arus laut di sekitar pantai Ujung Pandaran.
“Menurut kesaksian dua korban yang selamat, mereka sempat memegang korban agar tidak hanyut, tapi karena arus yang deras serta korban panik sehingga pegangan tersebut lepas dan akhirnya terseret arus,” ujarnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post