SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) akan membeli mesin pemilah sampah. Ini melihat kondisi depo sampah yang terus penuh karena volume sampah rumah tangga di Kotim khususnya Kota Sampit cukup tinggi. Seperti yang terjadi di Depo sampah Jalan Pelita dan samping SMPN 3 Sampit.
“Tahun depan setidaknya kita memerlukan dua mesin pemilah sampah. Ini sudah saya sampaikan kepada Kabid yang membidangi untuk menganggarkan,” kata Bupati Kotim, Halikinnor, Selasa, 23 April 2024.
Khawatir tumpukan sampah itu dapat menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan sekitar. Selain itu, karena sampah rumah tangga yang menumpuk dan mengandung berbagai macam zat kimia, depo sampah yang dibangun dengan cukup baik dapat lekas rusak.
“Seperti depo sampah di Pelita ini, padahal lantainya sudah kita semen tapi ini sudah rusak. Sehingga menyulitkan truk ataupun tosa pengangkut sampah beroperasi. Sementara kita minta kepada bagian Bina Marga dalam seminggu ini segera ditangani agar pengangkut sampah mudah,” tambahnya.
Lanjutnya, ke depan sampah yang ada di depo baik di Jalan Pelita ataupun samping SMPN 3 Sampit itu tidak akan lagi menumpuk karena telah menggunakan mesin pemilah. Sampah akan langsung dipilah dan dilakukan pembakaran di depo itu. Sehingga nantinya yang dibuang ke tempat pembuangan akhir Jalan Jenderal Sudirman Km 14 hanya debunya.
“Alat itu dikisaran Rp1,5 miliar harga satu mesinnya. Saat ini yang mendesak ada dua Depo Sampah yaitu yang berada di dekat SMPN 3 dan di Pelita. Jadi kalau ada alat itu tidak lagi membuang sampah di TPA. Semakin hari semakin banyak sampah rumah tangga di Kotim ini. Kalau semua dibuang ke TPA bisa penuh juga di sana nanti. Sehingga lebih baik kita anggarkan, paling tidak tahun depan sudah ada dua. Minimal itu bisa mengurangi sampah kita,” ucapnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim Machmoer menyebut produksi sampah domestik atau rumah tangga yang dihasilkan warga mencapai 276 meter kubik (m³) per harinya. Hal ini dikarenakan terus bertambahnya jumlah penduduk di Kotim khususnya Kota Sampit.
Melihat produksi sampah itu, lahan yang diperlukan untuk menampung sampah domestik per harinya seluas 46 m². Sehingga sampah harus dikelola dengan baik, jika tidak akan memerlukan lahan TPA yang sangat luas.
(dev/matakalteng)
Discussion about this post