SAMPIT – Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah menyusun peta Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA). Hasilnya, Kecamatan Teluk Sampit menjadi salah satu daerah yang rawan pangan.
“FSVA ini dapat digunakan sebagai bahan kebijakan daerah untuk penanganan daerah rawan pangan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kotim, Sepnita, Rabu, 3 April 2024.
Melalui FSVA dapat dilihat daerah rawan pangan di wilayahnya berdasarkan indikator. Dalam hal ini untuk indikator daerah rawan pangan tidak hanya terkait pangan saja. Disebutnya Kecamatan Teluk Sampit. Kecamatan tersebut menjadi salah satu daerah rawan pangan.
“Tidak aja indikatornya pangan ya, masih banyak indikator-indikator lain yang menyebabkan suatu daerah itu masuk di dalam lokasi rawan pangan salah satu contoh daerah rawan pangan itu adalah Teluk Sampit,” sebutnya.
Lanjut dia, padahal Kecamatan Teluk Sampit merupakan sentra produksi padi di Kotim yang terbesar. Namun karena ada berbagai indikator, kecamatan itu masuk katagori rawan pangan.
Hal tersebut bisa disebabkan kecamatan itu masih terkendala daerah pemekaran yang fasilitas, infrastruktur dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) masih terbatas.
“Jadi ada perhitungannya untuk indikator daerah rawan pangan itu. Kami pun terus melakukan upaya agar ke depan wilayah yang masuk rawan pangan dapat menurun,” ujarnya.
(dev/matakalteng)
Discussion about this post