SAMPIT- Bantuan oksigen konsentrator yang baru saja diterima oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sementara ini akan digunakan bagi pasien di Insatalasi Gawat Darurat (IGD) setempat.
“Ini rencananya akan ditaruh di IGD dulu untuk penanganan gawat darurat,” kata Wakil Direktur RSUD dr Murjani Sampit drg. Benyamin Kumila, Jum’at 6 Agustus 2021.
Bantuan yang diserahkan langsung oleh Bupati Kotim Halikinnor itu menurutnya salah satu strategi upaya penanganan kelangkaan oksigen yang saat ini sedang dialami lantaran melonjaknya jumlah pasien rawat terutama Covid-19.
“Alat ini bisa bisa jalan terus artinya bisa berfungsi 1×24 jam tergantung listriknya saja. Sedangkan tabung itu ada masa gantinya seperti pakai massal 6 liter per menit, tabung yang 2 ribu liter hanya beberapa jam, “papar drg. Benyamin Kumila
Disampaikan bahwa oksigen konsentrator ini akan digunakan bagi pasien dengan gejala ringan atau sedang. Sehingga tabung oksigen dialihkan pada pasien yang memiliki gejala berat.
” Pasien Covid-19 gejala ringan bisa menggunakan ini. Tapi kalau flunya tinggi yang pakai masker oksigen harus pakai tabung,”ucapnya.
Sementara itu, Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, bantuan alat oksigen konsentrator yang diserahkan berjumlah 20 unit yang sengaja dipesan untuk mengatasi krisis oksigen yang ada di rumah sakit setempat.
“Dengan adanya alat ini,dapat membatu rumah sakit dalam mengatur penggunaan oksigen tersebut yang skala 90,” ungkapnya.
Jumlah tersebut dapat digunakan untuk membantu 20 pasien yang memerlukan oksigen tambahan namun bagi yang bergejala ringan atau sedang. Dirinya menegaskan untuk jika jumlah tersebut belum mencukupi kebutuhan oksigen di RSUD dr. Murjani Sampit maka pihaknya akan melakukan pemesanan kembali.
” Ini kami sambil melihat perkembangan karena kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir
Akan kami evaluasi terus. Kalau perlu dipesan maka kami pesan lagi. Kami berusaha semaksimal mungkin daya upaya kita untuk mengatasi krisis oksigen ini,”tegas Halikinnor.
Oksigen konsentrator yang harganya mencapai Rp 10 juta per unit itu dibeli dari dana untuk penanganan Covid-19 yang memang dialokasikan untuk mengatasi krisis oksigen.
“Saya juga mendengar informasi presiden mengirim alat ini kepada pemerintah provinsi. Kami juga berharap Kotim kebagian karena masih kurang. Kalau ada bantuan beberapa buah dari provinsi maka akan membantu meringankan beban dalam membeli alat ini,” tutupnya.
(dev/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post