KUALA KURUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gumas melalui disdikpora setempat melakukan pelatihan kepemimpinan merdeka hati, sekaligus deklarasi sekolah ramah anak pada satuan pendidikan SD dan SMP Negeri. Pelatihan digelar selama empat hari, mulai dari 30 Oktober sampai dengan 2 November 2023.
”Kami menyambut baik dan mendukung adanya inovasi peningkatan SDM dalam hal ini kepemimpinan merdeka hati, karena sejalan dengan program smart human resources atau peningkatan kualitas SDM berfokus standar kualitas pendidikan,” kata Wakil Bupati Gumas, Efrensia LP Umbing, Senin, 30 Oktober 2023.
Dengan adanya inovasi kepemimpinan merdeka hati, bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Gumas. Diharapkan apa yang dikerjakan/disusun dalam modul kepemimpinan merdeka hati, dapat diterapkan, terus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
Selain itu, juga dilakukan deklarasi sekolah ramah anak. Agar itu terwujud, perlu komitmen dari seluruh pihak, mulai dari sekolah, instansi terkait, dan orang tua. Dalam lingkungan sekolah, harus perhatikan anak-anak untuk tidak melakukan perundungan dan anak diajarkan untuk saling menghargai dan mengasihi.
”Kepala sekolah juga harus membangun lingkungan sekolah secara fisik maupun ekosistem harmonis. Selain menyediakan sarana ramah anak, budayakan juga berbicara dengan perkataan positif, karena anak paling meniru setiap tindakan yang dilihat daripada sebuah nasehat,” terangnya.
Kepada setiap orang tua, harus menjadi teladan bagi anak-anak. Tanpa disadari, orang tua adalah guru yang pertama mengajarkan bagaimana berinteraksi dengan sesama, dimulai dengan interaksi yang baik dan penuh kasih di tengah keluarga.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Kabupaten Gumas Aprianto menyampaikan kepemimpinan merdeka hati diangkat setelah melihat dan mempelajari rapot pendidikan per 31 Juli 2023, yaitu Indeks Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Kabupaten Gumas adalah 52,08, dengan kategori belum tuntas.
”Ini artinya mutu pelayanan dasar di setiap jenis pelayanan dasar SPM pendidikan atau standar jumlah dan kualitas pendidik maupun tenaga kependidikan, hingga tata cara pemenuhan standar masih belum terpenuhi,” jelasnya.
Dia menuturkan, kepemimpinan merdeka hati merupakan perpaduan antara kepemimpinan tranformasional dan intruksional, dengan pendekatan psikologi yang menitik beratkan kepada membangun karakteristik pelaku pendidikan yang harmonis di lingkungan sekolah, andal menyelesaikan permasalahan, serta tuntas dalam pembelajaran dan ikhlas dalam pengabdian.
”Kami berharap dengan adanya modul kepemimpinan merdeka hati, akan mampu meningkatkan kinerja semua pelaku pendidikan di Kabupaten Gumas,” tuturnya.
Terkait deklarasi sekolah ramah anak, itu merupakan komitmen disdikpora untuk mendukung kabupaten layak anak, dimana pada kesehariannya nanti sekolah merupakan rumah kedua bagi anak-anak.
”Sudah menjadi tugas kita semua sebagai pelaku pendidikan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk anak-anak bermain, belajar dan tumbuh berkembang secara optimal,” tandasnya.
(sid/matakalteng.com)
Discussion about this post