NANGA BULIK – Dalam upaya meningkatkan peran masyarakat dalam mengurangi resiko bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau melaksanakan kegiatan pembentukan dan pelatihan Desa Tanggap Bencana (Destana) selama Tiga hari (5-7 Juli 2022).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Lamandau, Edison Dewel, mengatakan bahwa Desa Tangguh Bencana atau Destana merupakan desa yang memiliki kemampuan mengenali ancaman wilayahnya dan mampu mengorganisir sumberdaya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi diwilayahnya.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah melindungi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bahaya dari dampak bencana yang merugikan, meningkatkan peran serta masyarakat, meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya, serta meningkatkan kerjasama antara pemangku kepentingan bersama pemerintah, swasta, dan kelompok lain yang peduli,” ungkapnya, Kamis 7 Juli 2022.
Edison menyebut, peserta kegiatan adalah warga yang berasal dari 5 desa di Kabupaten Lamandau yang pernah mengalami dan berpotensi besar terjadi bencana. Sedangkan pemateri dan instruktur kegiatan, pihaknya mendatangkan perwakilan dari BPBD Provinsi Kalimantan Tengah.
“Warga yang kita libatkan masing-masing desa berjumlah 20 orang, Lima desa tersebut adalah Desa Nanga Belantikan dan Bintang Mengalih Kecamatan Belantikan Raya, Desa Kina Kecamatan Batang Kawa serta Desa Bunut dan Sungai Mentawa Kecamatan Bulik,” sebutnya.
Dijelaskannya, bahwa kegiatan pembentukan dan pelatihan Destana tahun 2022 yang melibatkan pemerintah desa dan warga tersebut dilaksanakan secara indoor dan outdoor.
“Untuk kegiatan indoor berupa penyampaian materi dan sosialisasi kita laksanakan di Aula Hotel Putri Tunggal Nanga Bulik, sedangkan kegiatan pelatihan dan simulasi penanganan bencana dipusatkan di lokasi sirkuit padang akasia,” kata Edison Dewel.
Sementara itu, Bupati Lamandau Hendra Lesmana, dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten I, Muriadi, menyampaikan bahwa kegiatan latihan dan simulasi penanganan bencana merupakan upaya dalam memperkuat kapasitas kesiapsiagaan masyarakat dalam menangani setiap kejadian yang dapat menimbulkan kerugian dan korban jiwa.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memiliki kemandirian untuk beradaptasi dan bersiap siaga menghadapi ancaman bencana,” ujarnya.
(Btg/matakalteng.com)
Discussion about this post