SAMPIT – Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Juliansyah mengaku bahwa daerah pelosok Kotim yang memiliki keindahan alam alami masih menjanjikan untuk pengembangan wisata alam dan wisata budaya.
Sayangnya pengembangan ini masih terkendala akses infrastruktur yang masih kurang mendukung sampai ke lokasi potensi pariwisata di wilayah utara, salah satunya yang sudah banyak dikenal yakni Betang Tumbang Gagu yang terletak di Desa Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang.
Juliansyah menyebutkan keberadaan situs budaya itu ternyata mengundang minat kunjungan wisata dari luar hingga mancanegara.
“Sayangnya kita kena wabah Covid 19 seandainya tidak maka saya yakin banyak orang tertarik ke sana,”sebutnya, Kamis 29 April 2021.
Rumah khas Suku Dayak ini dibangun pada tahun 1870 silam, dengan konstruksi rumah panggung yang semuanya menggunakan kayu ulin. Objek wisata budaya ini sudah banyak dikunjungi wisatawan, bahkan wisatawan asing. Namun, sebagian besar wisatawan datang melalui kabupaten tetangga yakni Katingan, karena akses jalannya lebih mudah.
“Sekarang jalan darat sudah tembus ke Tumbang Gagu. Meminta ini menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten agar terus ditingkatkan, sehingga banyak wisatawan datang ke Kotim untuk ke objek wisata ini. Dampaknya tentu akan positif bagi daerah dan masyarakat,” kata Juliansyah.
Yang menarik juga ujarnya, yakni wisata sungainya. Arung jeram untuk ke lokasi itu tentunya menjadi tantangan bagi penyuka wisata alam.
“Kalau untuk sungainya juga ada jeram disana sehingga bisa menjadi pilihan dna daya tarik sendiri selain untuk situs budaya tadi,”sebutnya.
Juliansyah berharap agar ekosistem di pelosok menuju wisata itu tetap terjaga. Bahkan harusnya diusulkan untuk di lindungi pemerintah baik itu alamnya maupun satwa yang ada di situ.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post