SAMPIT – Akhir-akhir ini, gempa bumi sering terjadi, di Indonesia maupun di berbagai negara. Yang mengejutkan adalah di Pulau Kalimantan, yang notabanenya diketahui sangat minim kemungkinan terjadi gempa bahkan hampir tidak pernah terjadi, namun belum lama ini juga dilanda gempa. BMKG menjelaskan, penyebab Indonesia sering dilanda gempa karena pertemuan antara lempeng tektonik.
“Sering gempa karena pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Laut Filipina. Lempeng-lempeng tersebut bergerak yang kemudian menimbulkan tabrakan antar lempeng,” kata Kepala BMKG Bandar Udara H Asan Sampit, Musuhanaya, Sabtu 11 November 2023.
Sementara itu Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami yakni Dr Daryono mengatakan, seperti yang hari ini terjadi yaitu pukul 03.45.WIB wilayah Pantai Timur Laut Maluku Tengah, Maluku diguncang gempa tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,12° LS ; 130,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 244 Km arah Barat Laut Tanimbar, Maluku pada kedalaman 33 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dasar Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser,” jelasnya.
Berdasarkan estimasi peta guncangan ( shakemap), gempabumi ini menimbulkan guncangan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring BMKG untuk gempabumi Laut Banda M7,2 8 November 2023 pukul 11:52:53 WIB hingga 11 November 2023 pukul 04:30:00 WIB menunjukkan adanya 151 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M6,8,” bebernya.
Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post