SAMPIT – Lurah Kuala Kuayan Dadang Arianto mengaku jembatan penghubung antardesa dari kelurahannya menuju desa lainnya yang ada di Kecamatan Mentaya Hulu bakal tertunda penyelesaiannya.
“Melihat kondisi saat ini terget rampung pembangunan jembatan penghubung Kuala Kuayan dengan Desa Bawan akan tertunda,” katanya, Jumat 16 September 2022.
Disampaikan, pembangunan jembatan tersebut dimulai sejak Mei 2022 lalu. Ditargetkan selesai pada bulan Desember tahun ini juga. Namun lantaran sebagian besar wilayah Mentaya Hulu seperti Tanjung Jariangau, Desa Bawan bahkan Kelurahan Kuala Kuayan terendam banjir dengan ketinggian air 30-100 senti meter, maka pihak kontraktor menunda pengerjaannya.
Pasalnya, jembatan tersebut berada di antara jalan yang menghubungkan Kelurahan Kuala Kuayan dengan Desa Bawan. Dimana saat ini daerah tersebut masih terendam air.
“Semoga air ini cepat surut agar jembatan dapat selesai tepat waktu, sehingga warga disini dapat dengan mudah hilir mudik,” imbuhnya.
Sebelumnya Wakil Bupati Kotim Irawati saat menyalurkan bantuan berupa paket sembako kepada warga terendam banjir di wilayah Mentaya Hulu, menyempatkan diri meninju jembatan tersebut untuk mengetahui sejauh mana tahap pembangunannya.
Berdasarkan pantauannya, proses pembangunan baru 35 persen sehingga masih memerlukan waktu lama untuk merampungkan pembangunannya.
“Tapi karena memang kondisi terendam jadi tidak bisa dikerjakan. Jadi pembangunan jembatan ini terkendala bukan karena apa, tapi karena bencana alam,” paparnya.
Jembatan yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat dua itu menelan biaya Rp4 miliar lebih. Jembatan itu selain menghubungkan antardesa, juga jalan kabupaten KM 28 yang dapat mempermudah warga di wilayah setempat menuju Kota Sampit.
“Saya minta kepada kontraktor kalau air sudah surut segera dikerjakan lagi, dengan harapan lekas selesai dan warga tidak terlalu jauh kalau mau ke Sampit,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post