SAMPIT – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur M Irfansyah menjelaskan, pembelajaran muatan lokal merupakan muatan pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal berupa seni budaya; prakarya; pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; bahasa; dan/atau teknologi.
“Muatan lokal dapat dilaksanakan pada Satuan Pendidikan melalui pengintegrasian ke dalam mata pelajaran lain; pengintegrasian ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau mata pelajaran yang berdiri sendiri,”ujarnya, Senin 15 April 2024.
Isi/Jenis Muatan Lokal, dapat berupa bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
“Dalam pelaksanaannya, penerapan Muatan Lokal dalam Kurikulum Merdeka dapat dicapai dengan tiga opsi yaitu mengembangkan muatan lokal menjadi mata pelajaran sendiri; mengintegrasikan muatan lokal ke dalam seluruh mata pelajaran; dan melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila,”bebernya.
Lanjutnya, muatan lokal memiliki posisi sebagai komponen kurikulum. Muatan lokal adalah bahan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar yang dianggap penting oleh pendidik atau masyarakat sekitar untuk dipelajari oleh anak didik. Sebagai komponen kurikulum, muatan lokal merupakan media penyampaian.
“Muatan lokal dapat menumbuhkan kecintaan peserta didik sebagai penerus bangsa akan nilai-nilai sosio kultural daerahnya dan negerinya. Selain itu nilai moral yang terkandung pada setiap daerah dapat ditumbuhkan dalam diri peserta didik maupun pendidik. Sehingga terwujudlah karakter bangsa sesuai dengan budaya lokal,”tutupnya.
Terpisah Kepala SMPN 2 Sampit Abdurrahman menyebutkan, pihaknya sudah menerapkan pembelajaran muatan lokal dengan diintegrasikan dalam kegiatan sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah. Para guru juga memberikan contoh ketika mengucapkan salam saat upacara menggunakan salam bahasa Dayak yang merupakan ciri khas dari daerah kita.
“Kita biasanya menggunakan bahasa daerah pada hari hari tertentu untuk mengenalkan anak akan bahasa daerah. Sementara untuk bahasa Inggris kita memberikan pelajaran khusus atau mata pelajaran mandiri tidak diintegrasikan dengan pelajaran lainnya,”tegasnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post