SAMPIT – Hebohnya penggerebekan toko minuman keras (Miras) yang dilakukan oleh Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati, ternyata menguak informasi lainnya. Miras yang marak di Kotim pengguna atau konsumennya ternyata didominasi oleh pelajar.
Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kotim, Zainudin menyebut sebagian besar pengguna miras di Kotim merupakan anak dibawah umur dan masih duduk di bangku sekolah. Sehingga hal itu sangat mengkhawatirkan terhadap masa depan generasi selanjutnya.
“Dari laporan juga bahwa banyak anak-anak SMP yang paling banyak mengkonsumsi miras itu bahkan dicampur dengan lainnya, tidak dicampur saja sudah mabuk karena kandungan alkoholnya melebihi 7 persen apalagi dicampur-campur. Tentu ini menjadi kekhawatiran kita bersama, karena ini merusak generasi,” ujarnya, Jumat 18 Juni 2021.
Menanggapi hal itu, sejumlah tokoh agama yang ada di wilayah setempat meminta kepada pemerintah daerah Kotim agar mencabut semua izin penjual minuman keras (miras) di daerah ini, tanpa terkecuali.
“Jangan hanya toko-toko kecil saja yang tidak diizinkan menjual miras, namun saya harap seluruhnya seperti Hotel, karaoke, restoran atau tidak diizinkan semua tanpa terkecuali,” ungkap Ustadz Ahmad Rayyan Zuhdi Abrar.
Sehingga, generasi muda di Kotim ini dapat melahirkan generasi yang agamis. Bebas dari minuman keras, dan juga narkoba. Hal itu akan berimplementasi terhadap kemajuan kotim kedepannya.
(dev/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=49820 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post