SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit telah menindaklanjuti 3 laporan terkait gangguan orangutan, beruang dan buaya. Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah mengatakan pada hari Kamis tanggal 26 September 2019, telah dilakukan grounchek orangutan kebun milik warga di jalan Amin Kalaru, jalur Lingkar Selatan, Kecamatan MB. Ketapang, Sampit Kabupaten Kotim.
“Disitu kami menindaklanjuti kemunculan 1 individu orangutan di kebun milik masyarakat. Memang tidak ada perjumpaan langsung dengan orangutan itu. Namun kami menemukan 7 sarang. Orangutan ini merusak kebun warga berupa karet, kelapa sawit yang kurang dirawat rimbun oleh semak, buah naga dan kebun nenas,” terang Muriansyah.
Kemudian pada laporan kedua yakni tanggal masuk tanggal 27 yakni terkait kemunculan beruang madu yang masuk komplek Balai Diklat ASN/Asrama Haji Kotim. Kemudian pengecekan dilaksanakan tanggal 28 September 2019 bersama-sama dengan pelapor.
“Pada hari itu kami bertemu pelapor yakni pak Abdi, katanya dia melihat ada beruang melintas kembali di depan kompleks Balai Diklat, berjumlah 1 ekor, berukuran besar. Dugaan kuat, beruang masuk kedalam komplek ini karena mendatangi tong sampah. Mengingat masih ada sisa-sisa tumpukan makanan di tong sampah tersebut,” terangnya.
Terkahir, laporan ketiga yakni terkait kemunculan buaya di perairan Sungai Mentaya, Kecamatan MB Ketapang Sampit yang dilaporkan tanggal 27 dilakukan pengecekan tanggal 28 September 2019.
“Dari keterangan pelapor yakni pak Eko, kemunculan buaya ini berada ditepi Sungai Mentaya sekitar 60 meter dari tepi sungai berada di jalan Iskandar 29 berdekatan dengan pabrik karet PT.Sampit. Buaya muncul dipermukaan sungai sebanyak 2 kali. Diperkiraan panjang buaya sekitar 2 meter,” ungkapnya.
Selanjutnya, petugas memberikan pengarahan dan himbauan kepada masyarakat agar bisa segera melapor apabila binatang yang dilindungi muncul lagi di permukaan atau disekitar permukiman.
(dy/matakalteng.com)
Discussion about this post