PALANGKA RAYA – Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan, yang bisa berlangsung mingguan hingga bulanan setelah dinyatakan sembuh.
Beberapa dampak jangka panjang yang banyak dilaporkan termasuk kelelahan, kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, nyeri sendi, dan juga nyeri di dada.
Beberapa laporan lainnya, mencakup kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, nyeri otot, pusing, demam intermiten, serta jantung berdebar cepat atau berdebar kencang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang pada kesehatan ini masih akan terus diteliti.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin Covid-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi Covid-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi Covid-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan salah satu pengalaman selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 dr. Muhammad Fajri Adda’I yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh.
“Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam, hal itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” ujarnya
Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang serius dan ada juga yang non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.
(vi/matakalteng.com)
PALANGKA RAYA – Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan, yang bisa berlangsung mingguan hingga bulanan setelah dinyatakan sembuh.
Beberapa dampak jangka panjang yang banyak dilaporkan termasuk kelelahan, kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, nyeri sendi, dan juga nyeri di dada.
Beberapa laporan lainnya, mencakup kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, nyeri otot, pusing, demam intermiten, serta jantung berdebar cepat atau berdebar kencang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang pada kesehatan ini masih akan terus diteliti.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin Covid-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi Covid-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi Covid-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan salah satu pengalaman selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 dr. Muhammad Fajri Adda’I yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh.
“Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam, hal itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” ujarnya
Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang serius dan ada juga yang non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.
(vi/matakalteng.com)
PALANGKA RAYA – Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan, yang bisa berlangsung mingguan hingga bulanan setelah dinyatakan sembuh.
Beberapa dampak jangka panjang yang banyak dilaporkan termasuk kelelahan, kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, nyeri sendi, dan juga nyeri di dada.
Beberapa laporan lainnya, mencakup kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, nyeri otot, pusing, demam intermiten, serta jantung berdebar cepat atau berdebar kencang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang pada kesehatan ini masih akan terus diteliti.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin Covid-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi Covid-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi Covid-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan salah satu pengalaman selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 dr. Muhammad Fajri Adda’I yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh.
“Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam, hal itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” ujarnya
Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang serius dan ada juga yang non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.
(vi/matakalteng.com)
PALANGKA RAYA – Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan, yang bisa berlangsung mingguan hingga bulanan setelah dinyatakan sembuh.
Beberapa dampak jangka panjang yang banyak dilaporkan termasuk kelelahan, kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, nyeri sendi, dan juga nyeri di dada.
Beberapa laporan lainnya, mencakup kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, nyeri otot, pusing, demam intermiten, serta jantung berdebar cepat atau berdebar kencang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang pada kesehatan ini masih akan terus diteliti.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin Covid-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi Covid-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi Covid-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan salah satu pengalaman selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 dr. Muhammad Fajri Adda’I yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh.
“Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam, hal itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” ujarnya
Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang serius dan ada juga yang non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.
(vi/matakalteng.com)
PALANGKA RAYA – Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan, yang bisa berlangsung mingguan hingga bulanan setelah dinyatakan sembuh.
Beberapa dampak jangka panjang yang banyak dilaporkan termasuk kelelahan, kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, nyeri sendi, dan juga nyeri di dada.
Beberapa laporan lainnya, mencakup kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, nyeri otot, pusing, demam intermiten, serta jantung berdebar cepat atau berdebar kencang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang pada kesehatan ini masih akan terus diteliti.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin Covid-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi Covid-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi Covid-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan salah satu pengalaman selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 dr. Muhammad Fajri Adda’I yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh.
“Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam, hal itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” ujarnya
Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang serius dan ada juga yang non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.
(vi/matakalteng.com)
PALANGKA RAYA – Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan, yang bisa berlangsung mingguan hingga bulanan setelah dinyatakan sembuh.
Beberapa dampak jangka panjang yang banyak dilaporkan termasuk kelelahan, kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, nyeri sendi, dan juga nyeri di dada.
Beberapa laporan lainnya, mencakup kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, nyeri otot, pusing, demam intermiten, serta jantung berdebar cepat atau berdebar kencang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang pada kesehatan ini masih akan terus diteliti.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin Covid-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi Covid-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi Covid-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan salah satu pengalaman selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 dr. Muhammad Fajri Adda’I yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh.
“Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam, hal itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” ujarnya
Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang serius dan ada juga yang non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.
(vi/matakalteng.com)
PALANGKA RAYA – Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan, yang bisa berlangsung mingguan hingga bulanan setelah dinyatakan sembuh.
Beberapa dampak jangka panjang yang banyak dilaporkan termasuk kelelahan, kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, nyeri sendi, dan juga nyeri di dada.
Beberapa laporan lainnya, mencakup kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, nyeri otot, pusing, demam intermiten, serta jantung berdebar cepat atau berdebar kencang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang pada kesehatan ini masih akan terus diteliti.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin Covid-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi Covid-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi Covid-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan salah satu pengalaman selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 dr. Muhammad Fajri Adda’I yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh.
“Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam, hal itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” ujarnya
Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang serius dan ada juga yang non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.
(vi/matakalteng.com)
PALANGKA RAYA – Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan, yang bisa berlangsung mingguan hingga bulanan setelah dinyatakan sembuh.
Beberapa dampak jangka panjang yang banyak dilaporkan termasuk kelelahan, kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, nyeri sendi, dan juga nyeri di dada.
Beberapa laporan lainnya, mencakup kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, nyeri otot, pusing, demam intermiten, serta jantung berdebar cepat atau berdebar kencang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang pada kesehatan ini masih akan terus diteliti.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin Covid-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi Covid-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi Covid-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Berdasarkan salah satu pengalaman selaku dokter dan tim penanganan Covid-19 dr. Muhammad Fajri Adda’I yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh.
“Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam, hal itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” ujarnya
Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang serius dan ada juga yang non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post