SAMPIT – Selain masalah minimnya anggaran untuk pembangunan sekolah, sempitnya lahan juga jadi kendala pengembangan infrastruktur SMP Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim.
Kepala SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan Hamdin mengatakan, kalau untuk fasilitas belajar mengajar sudah ada walaupun belum semuanya tersedia, karena lahan yang tidak begitu luas sehingga susah untuk pengembangan atau tambahan bangunan.
“Untuk fasilitas kami membutuhkan tambahan komputer atau laptop untuk menunjang Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),” ujarnya, Kamis 11 Maret 2021.
AKM adalah kompetensi yang benar-benar minimum, dimana melalui AKM kita bisa memetakan sekolah-sekolah di daerah berdasarkan kompetensi minimum yang harus dipersiapkan.Yang mana AKM termasuk dari salah satu Asesmen nasional (AN).
Dalam pengertian merdeka belajar adalah kebijakan besar dalam rangka mewujudkan transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan menghapus Ujian Nasional (UN) diganti Asesmen Kompetensi. Asesmen nasional sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Selain masalah lahan yang tidak luas lanjutnya, pihaknya juga kekurangan tenaga pendidik untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya sudah mencukupi dengan menyesuaikan jumlah siswa yang ada.
“Guru Bahasa Indonesia juga kami belum punya yang sudah PNS. Harapannya kami memiliki guru-guru yang memiliki latar belakang jurusan sesuai kebutuhan khususnya untuk guru negeri mata pelajaran tersebut,” ungkap Hamdin.
(dia/matakalteng.co.id)
Discussion about this post