SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor mendukung pengelolaan pertambangan emas tanpa merkuri, seperti yang dilakukan di Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Pudu Jaya Lestari, Desa Bukit Harapan, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotim.
Halikinnor menilai Program Emas Rakyat Sejahtera (PERS) yang membina WPR tersebut berperan penting membantu pemerintah kabupaten dalam mengurangi penggunaan merkuri dalam proses pengolahan emas di lokasi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Kotim itu mengatakan bahwa pihaknya tahu bahwa penggunaan merkuri memberikan dampak yang berbahaya baik untuk penambang maupun terhadap lingkungan.
“Dengan adanya fasilitas pengolahan emas tanpa merkuri di tempat ini, maka masyarakat dan pemerintah dapat merasakan manfaatnya, lingkungan kita tidak tercemar dan juga minim resiko,” ujarnya ketika menyampaikan sambutan pada acara serah terima fasilitas pengolahan emas tanpa merkuri dan peresmian kantor Koperasi Pudu Jaya Lestari di Desa Bukit Harapan Kecamatan Parenggean Sabtu 30 Oktober 2021.
Ia juga menambahkan bahwa upaya program yang berada dalam naungan Artisanal Gold Counsil (AGC) dan Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI) dan bekerja sama dengan mitra lokal, LSM Lentera Kartini, merupakan upaya untuk meningkatkan taraf kehidupan penambang skala kecil sehingga mereka dapat beralih dari praktik yang membahayakan menjadi praktik yang ramah lingkungan.
“Apalagi mesin fasilitas ini merupakan satu-satunya di Kalteng dan diberikan untuk masyarakat Kotim, tentu kami Pemkab Kotim merasa bangga dan berterimakasih dengan Pemerintah Canada,” katanya.
Selain itu Halikinnor juga memuji pengelolaan koperasi di tempat itu yang dinilainya dapat menjadi contoh bagi WPR yang lainnya dimana pengelolaan manajemen untuk koperasi WPR dinilainya bagus dan dapat dijadikan pioner di wilayah Kotim.
Country Project Manager PERS, Agni Pratama juga pada kesempatan yang sama menyampaikan rasa terima kasih terhadap dukungan dari Pemkab Kotim, pemerintah Kecamatan dan Desa hingga SOPD di Provinsi Kalteng dan juga Kabupaten. Ia berharap mesin yang ada di fasilitas nantinya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
“Mesin-mesin yang ada dalam fasilitas pengolahan emas bebas merkuri milik PERS merupakan teknologi percontohan dan satu-satunya di Wilayah Kalimantan Tengah. Teknologi pengolahan emas ini merupakan teknologi yang ramah lingkungan. Melalui fasilitas pengolahan emas bebas merkuri ini diharapkan kualitas kehidupan para penambang dan komunitasnya akan meningkat karena terbebas dari masalah pencemaran akibat merkuri,” kata Agni.
Ketua LSM Lentera Kartini Forisni Aprilista berharap kedepan program yang telah dijalankan saat ini dapat didukung dan dimasukkan dalam program pemerintah untuk memperhatikan sektor di WPR.
Sementara itu Ketua Koperasi Pudu Jaya Lestari Nurhalimah mengungkapkan dengan adanya program tersebut para penambang merasa sangat terbantu karena banyak manfaat yang dirasakan. Selain karena adanya fasilitas pengolahan emas tanpa merkuri pihaknya juga telah diberikan edukasi terkait bahaya penggunaan merkuri dalam aktivitas menambang. Selain itu ia juga mengaku bahwa pihaknya juga dibantu cara melengkapi dokumen kependudukan, diberikan fasilitas kesehatan untuk penambang dengan didirikannya pos UKK, pelatihan keterampilan khusus untuk penambang perempuan serta banyak lagi pelatihan-pelatihan yang lainnya.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI) Supriyanto. Ia mengatakan bahwa program PERS di Kalteng mulai beroperasi sekitar tahun 2018. Dan WPR Pudu Jaya Lestari di Kecamatan Parenggean dipilih menjadi tempat program dan menjadi satu-satunya yang terlaksana di Kalteng.
(fi/matakalteng.com)
Discussion about this post