SAMPIT – Peroses pengerjaan galian drainase yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menemui beragam tanggapan dari warga dan pedagang setempat, khususnya dikawasan jalan MT Haryono Sampit.
Pemilik bengkel motor yang mengontrak sebuah ruko sekaligus dijadikan tempat tinggal mengaku pendapatannya menurun semenjak penggalian tersebut.
“Pendapatan saya mulai menurun mas semenjak adanya pengerjaan proyek drainase ini. Biasanya sampai Rp 1 juta perhari. Ini menurun menjadi Rp 500 ribu saja,” ungkap pemilik toko yang enggan menyebutkan namanya Rabu 17 Juli 2019.
Lanjutnya, harapan mereka juga yakni agar pembangunan dranase segera cepat diaelesaikan. Disamping itu, adanya penyiraman jalan kerna debunya berterbangan yang masuk ke dalam toko akibat sisa pengerjaan proyek.
“Pembangunan drainase ini bagus kerna kalo hujan deras memang sering banjir,” terangnya. Kemudian ada juga salah satu pemilik rumah makan di sekitar pengerjaan proyek itu menyambut positif atas pengerjaan galian drainase. Menurutnya, ini merupakan salah satu langkah pemerintah dalam memperbaiki masalah banjir di kota .
“Tidak ada dampak apa-apa, rumah makan saya tetap buka dan tidak ada masalah. Paling dampaknya bagi yang merasa berdebu hanya sebentar. Berdebu Kan kerna musim panas kalo hujan selesai semua debunya, nanti kalau sudah beres kan kembali normal tidak macet lagi,” katan salah satu pemilk runah makan disekitar jalan MT Haryono Sampit.
Berdasarkan pantauan matakalteng.com saat dilapalangan, tertulis di papan pengumuman dari dinas terkait perihal permohonan maaf atas pengerjaan proyek tersebut. Kemudian, di sepanjang proyek galian turut dipasangi pagar seng dan garis kuning sebagai tanda pembatas.
(ary/matakalteng.com)
Discussion about this post