SAMPIT – Kebijakan baru memerlukan adaptasi untuk diterapkan, termasuk dalam hal penerapan kurikulum merdeka yang merupakan kurikulum baru yang digagas oleh Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Bahkan ada masa transisinya, jadi sekolah khususnya di Kotim ada sebagian yang sudah menerapkan ada juga yang belum. Dalam satu sekolah ada penerapan kurikulum yang berbeda, misal kelas 1 sampai 4 masih menggunakan kurikulum lama, dan kelas berikutnya sudah kurikulum baru,” kata Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kotim, Suyoso, Sabtu 3 Desember 2022.
Ketua Progam Manajemen Office (PMO) Kotim ini juga mengatakan, pada saat Rapat Koordinasi (Rakor) bersama sekolah penggerak, ada beberapa kepala sekolah menyampaikan keluhan terkait penerapan IKM.
“Misalnya, tentang pelaksanaan ujian karena menggunakan sistem Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dan mengenai tidak ada rapot dan bagaimana cara pengisian raport siswa,” sebutnya.
Sementara itu Plt Kepala Disdik Kotim Susiawati mengatakan, untuk menyikapi akan keluhan para sekolah penggerak itu, pihaknya menurunkan pendampingan langsung dari pegawai Disdim yang dianggap berkompeten dan telah mengikuti bimtek.
“Sehingga dalam proses implementasi kurikulum meredeka, mereka tidak bingung dan ada yang mengarahkan secara langsung. Secara bertahap nantinya seluruh sekolah juga akan menerapkan kurikulum ini,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post