SAMPIT – Hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402 tentunya membawa duka mendalam, bahkan tidak hanya keluarga korban namun juga masyarakat Indonesia yang mengetahui beritanya.
Sosok para kru kapal hingga kini terus bermunculan di media sosial, bahkan ada yang meninggalkan pesan terakhir sebelum kepergian. Salah satunya yakni Letnan Dua Laut Munawir yang memiliki keinginan membangun toko di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Memiliki istri seorang warga Sampit yakni Cica Yuemi membuatnya tidak ingin jauh dari kampung halaman sang istri, apalagi sang istri masih memiliki orang tua di Sampit.
Letnan Dua Laut Munawir berkeinginan membangun sebuah toko untuk membangun usaha di Kota Sampit, bahkan untuk itu dirinya sempat mengajukan pindah tugas ke Kota Sampit agar bisa selalu dekat dengan sang istri dan keluarga.
“Anak-anaknyapun sempat bersekolah di Sampit dulunya, namun karena tidak bisa pindak tugas ke Sampit akhirnya mereka sekeluarga sekarang sudah menetap di Surabaya. Karena pangkatnya yang lumayan bagus jadi ada rumah dinasnya,” ujar sang mertua yang ada di Sampit, Lim Sukardi (62).
Namun ujar Lim Sukardi, sebelum mimpinya itu terwujud untuk membuat toko di Sampit ternyata Allah SWT berkehendak lain. Letnan Dua Laut Munawir harus bertugas di laut usai melanjutkan pendidikannya, yang akhirnya membawanya tenggelam bersama KRI Nanggala 402 pada Rabu 21 April 2021 lalu.
“Tapi sampai saat ini kami masih terus berdoa dan berharap agar ia ditemukan, begitu juga dengan kru kapal lainnya. Karena biasanya setiap tahun selalu kumpul di Sampit, namun karena adanya pandemi Covid-19 ini sudah dua tahun ia tidak ke Sampit,” bebernya.
Bahkan menurut Lim Sukardi, karena kegigihan Letnan Dua Laut Munawir dalam bekerja. Dirinya menjadi idola untuk anak-anaknya, sehingga salah satu putrinya yakni Aura Aulia Maharani (18) ingin mengikuti jejaknya.
“Maharani itu setiap dua minggu sekali latihan fisik, karena sedang bersiap untuk mengikuti tes Taruna Angkatan Laut. Badannya pun tinggi gagah seperti ayahnya,” ujarnya.
Untuk itu dirinya berharap ada suatu keajaiban yang bisa membuat keluarga dengan dua orang anak itu bisa berkumpul kembali. Agar sang anak tidak kehilangan sosok yang selama ini menjadi panutannya.
“Kita hanya bisa berdoa dan berusaha, kalau Allah SWT memang berkehendak lain semoga kami semua diberikan kesabaran dan ketabahan,” demikiannya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post