SAMPIT – KRI Nanggala 402 telah dinyatakan tenggelam atau isyarat subsunk di perairan laut utara Bali, pada Sabtu 24 April 2021 sore. Dimana salah satu korban yang turut berada di dalam kapal tersebut yakni Letnan Dua Laut Munawir yang pernah mengajukan pindah tugas ke Kota Sampit.
Letnan Dua Laut Munawir diketahui memiliki istri warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yakni Cica Yuemi merupakan putri dari Bapak Lim Sukardi warga Sampit.
Kabar tenggelamnya kapal tersebut sontak membuat anggota keluarganya di Surabaya yang merupakan tanah kelahirannya, namun juga keluarga yang berada di Sampit. Bahkan Lim Sukardi pada hari ini, Minggu 25 April 2021 langsung berangkat ke Surabaya untuk memberikan semangat dan dukungan kepada anaknya yang tengah menunggu kabar pencarian suaminya beserta kru kapal lainnya.
“Biasanya korban bersama istrinya anak saya lebaran ke Sampit, kita ngumpul disini. Namun pada hari Rabu itu anak saya menghubungi dan bilang agar saya jangan kaget, karena KRI lepas kontak dan tidak bisa diselamatkan lagi. Saya berpesan agar anak saya terus berdoa agar ada mukzijat suaminya selamat beserta awak kapal lainnya,” ungkap Lim Sukardi saat ditemui di Bandara H Asa Sampit yang tengah menunggu jadwal keberangkatannya ke Surabaya, Minggu 25 April 2021.
Dikatakannya, menurut informasi dari anaknya yang merupakan istri Letnan Dua Laut Munawir, kejadian itu terjadi pada pukul 15.00 WIB, KRI Nanggala 402 sudah lepas kontak. Padahal kalau sedang di laut, biasanya suaminya masih bisa dihubungi via Whatsapp, namun saat itu sudah tidak bisa dihubungi lagi.
“Anak saya mengabari bahwa saat itu masih menunggu kapal timbul. Namun hingga sekarang belum ada kabar, saya hanya bisa memberikan semangat dan meminta anak saya agar terus berdoa. Karena mereka juga mempunya dua orang anak yakni Aura Aulia Maharani (18) dan Cinta Aurelia Az-Zahra (12),” bebernya.
Menurutnya, nama menantunya berada di nomor urut ke 11 dalam awak kapal. Selama ini menantunya baik kepada keluarga dan sudah 18 tahun usia pernikahannya dengan sang istri.
“Dulu anak saya kursus menjahit di Surabaya, dan ternyata bertemu dengan Munawir hingga akhirnya berjodoh dan menikah. Bahkan anak pertama mereka yakni Aura Aulia Maharani saat ini tengah bersiap untuk mengikuti tes Taruna Angkatan Laut untuk mengikuti jejak ayahnya,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan Lim, saudara-saudaranya juga sudah diberitahu terkait kabar ini. Dirinya berharap agar menantunya segera ketemu. Kalaupun tidak, itu sudah di luar kuasa dan semoga ujarnya anaknya bisa sabar menghadapi cobaan ini.
“Terakhir ke Sampit dua tahun lalu. Kalau ada masalah korban itu selalu cerita kepada istri saya, bahkan korban sudah punya rencana mau membangun toko di Sampit ini untuk usaha. Dan korban sudah mengusulkan untuk pindah ke pos AL di Sampit, namun kata atasannya tidak bisa, bisanya pindah ke Banjarmasin saja,” ungkap Lim.
Setelah di Surabaya lanjutnya, ternyata diminta atasannya untuk sekolah lagi. Setelah lulus naik pangkat dan akhirnya bekerja di kapal. Dan selama dua tahun setelah lulus itu tidak ada lagi korban bercerita dengan dirinya, hanya kepada istrinya saja.
“Semoga menantu saya itu cepat ketemu dan bisa berkumpul bersama keluarga lagi,” demikiannya.
Seperti diketahui, tenggelamnya KRI Nanggala-402 diawali ketika kapal selam buatan Jerman ini mengikuti latihan penembakan senjata strategis TNI AL 2021.
Sesuai rencana, kapal selam ini hendak melakukan latihan tembak torpedo kapal perang, pada Rabu 22 April 2021 dini hari.
Lalu pada 03.00 Wita, kapal buatan Jerman ini izin menyelam pada kedalaman 13 meter untuk persiapan menembak torpedo. Saat itu, geladak haluan dan conning tower masih terlihat oleh tim penjejak dalam jarak 50 meter.
Sekitar 03.30 Wita, KRI lain yang terlibat latihan memeriksa torpedo warning dan dalam hal ini unsur lain sudah persiapan torpedo meluncur.
Kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam pada Sabtu 24 April 2021 berdasarkan bukti. Lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402 disebut berada di palung yang berarus kencang.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut kapal selam yang membawa 53 prajurit TNI AL itu tenggelam. Bukti autentiknya berdasarkan penemuan tumpahan minyak dan serpihan.
Selama empat hari, TNI dibantu seluruh instansi terkait dan armada militer negara sahabat mencari KRI Nanggala-402. Sabtu dini hari kemarin batas akhir dari ketersediaan oksigen di kapal selam itu jika tidak terjadi blackout atau listrik mati.
(dia/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=44489 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post