SAMPIT – Usai mendapatkan nomor urut 2 dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Tahun 2020, pasangan Hj Suprianti Rambat – Muhammad Arsyad mengaku sangat yakin dan percaya diri melaju dalam Pilkada tahun ini.
Calon Bupati Kotim, Hj Suprianti Rambat mengatakan, nomor 2 yang dirinya dan pasangan dapatkan melambangkan kesiapan pasangan dengan jargon Kotim Super ini untuk menjabat dua periode.
“Nomor 2 artinya kita siap maju 2 periode,” tegasnya usai menerima nomor urut, Kamis 24 September 2020. Sedangkan untuk program unggulan dikatakannya pihaknya mempunyai 9 program kerja, dimana salah satunya akan bekerjasama dengan kelompok tani dayak misik.
“Prgoram ada 9, termasuk untuk pembangunan infrasturktur ekonomi kerakayatan, melestarikan budaya dan pertanian. Jika tepilih kita akan bekerjasama dengan kelompok tani dayak misik. Karena ada aturannya sudah dalam perda namun saat ini tidak jalan. Kedepannya kami akan melaksanakan program-program yang tertunda tersebut,” sebutnya.
Ditambahkan oleh Calon Wakil Bupati Kotim M Arsyad, semua budaya yang ada di Kotim pun akan mereka kembangkan. “Budaya semua yang ada di Kotim kita hidupkan semua. Budaya daerah yaitu huma betang, budaya Jawa, Bugis. Semua diperlakukan sama tidak ada yang isitimewa semua sesuai kebutuhannya,” ungkapnya.
Lanjutnya, saat ini kotim ketinggalan dari Palangkaraya, karena Kotim dinilai kurangnya perhatian pemerintah untuk melestrikan budaya daerah. Contohnya budaya rumah betang, Kotim ini tidak ada.
“Malah patung jelawat padahal tidak ada usnsur budayanya. Kalau rumah betang semua suku berjuang dulunya di dalam rumah betang. Dalam rumah betang bisa hidup semua agama dan suku. Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya. Dikatakannya, masalah pemimpin juga tidak memandang suku. Tapi memandang siapa yang mampu membangun Kotim kedepannya.
“Karena ibu Suprianti ini pengusaha properti handal, maka bisa lahir seorang pemimpin dari kalangan wanita. Ini pertama dalam sejarah Kotim. Wanita ini sentuhannya sangat adem ayem, kalau laki-laki pribhasanya kasih bapa terbatas sedangkan wanita yang ada kasih ibu sepanjang masa,” tuturnya.
Menurutnya, ada banyak pemimpin wanita di daerah lain dan terbukti sukses. Sehingga tidak menutup kemungkinan di Kotim juga bisa menerapkan hal serupa. “Kita bukan mencari pemimpin agama diman yang memimpin harus laki-laki. Di Negara kita wanita juga bisa memimpin dan berperan dalam pembangunan,” demikiannya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post