KUALA PEMBUANG – Larangan dari membakar lahan nampaknya masih menjadi dilema tersendiri dan perlu adanya perhatian serius karena berdampak terhadap masyarakat termasuk para petani yang ada di Seruyan.
“Dampak dari larangan membuka lahan dengan cara membakar ini terasa sekali di kalangan masyarakat dan itu sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan kita,” kata Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Seruyan Bambang Yantoko, 23 Desember 2020.
Ia menuturkan, pada zaman dulu, masyarakat yang ada di Seruyan masih bisa mempertahankan ketahanan pangan dan tidak akan terlalu ambil pusing misalkan ada sesuatu hal yang terjadi misalnya saja seperti pandemi Covid-19 ini.
Hal itu dikarenakan hasil produksi khususnya pertanian dari masyarakat terbilang sangat melimpah sekali, akan tetapi saat ini dampak dari larangan membakar lahan membuat sebagian besar petani tidak bisa menggarap lahannya.
Akibat hal itu, hampir sekitar 80 persen masyarakat khususnya yang berada di Daerah Pemilihan (Dapil) II dan III sangat bergantung terhadap pasokan beras dari luar yakni pulau Jawa.
“Makanya saya terus sampaikan kalau ini harus ada solusinya karena berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, kasihan mereka kalau terus dibiarkan,” pungkasnya.
(gen/matakalteng.com)
Dapatkan konten "Larangan Membakar Lahan Membuat Dilema Masyarakat" dengan mengirim permintaan melalui email konten@matakalteng.co.id
Discussion about this post