SAMPIT – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim) meminta agar tidak ada diskriminasi antara pedagang kecil dan ritel modern di Kota Sampit, agar semua sama-sama diuntungkan dan tidak ada pihak tersakiti.
“Memang kehadiran ritel modern ini banyak membawa keuntungan kepada kas daerah dan lainnya seperti penyerapan tenaga kerja, namun kita jangan juga tutup mata kepada para pelaku UMKM khususnya yang berada di sekitar ritel modern ini,” kata anggota DPRD Kotim, Nadeak, Kamis 9 Maret 2023.
Ia menginginkan hal ini kembali dibahas agar semua pihak merasa adil, dan tidak ada keberpihakan berat sebelah dari aturan yang sudah ada pada pemerintah daerah. Sehingga perlu adanya kebijakan dari pemerintah terkait hal ini.
Sementara itu staf manajer Hypermart Sampit yakni Sutrisno mengatakan, pada Januari lalu pihaknya melaksanakan rapat tentang market sale yakni tahun 2022 dan 2023 untuk ritel modern mengalami anomali, di Indonesia khususnya tinggal 13 persen saja di 2022.
“Dan di 2023 tantangan luar biasa karena tinggal 9 persen saja. Yang mempengaruhinya salah satunya online dan juga kemunculan market-market kecil modern ini. Bahkan ada yang sudah sampai di kawasan perumahan berdampingan, alfamart dan indomaret,” sebutnya.
Ia menyebutkan, target pihaknya khusus Hypermart Sampit yakni Rp 5 m, namun faktanya penghasilan hanya Rp 3 m. Sedangkan untuk operasional saja pihaknya perlu Rp 500 juta per bulan.
“Maka dari itu kami terus memutar kepala untuk mencari solusinya bagaimana agar kami bisa bertahan di tengah gempuran dan dengan dikelilinginya market modern ini,” ucapnya.
(dia/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=107294 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post