SAMPIT – Anggota Komisi II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Parimus menyebutkan, hampir seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kotim melarang karyawannya untuk keluar areal perkebunan, karena dinilai jika keluar perusahaan maka karyawan bisa terpapar Covid-19.
Namun demikian ujarnya, di sisi lain perekonomian Kotim masih bergantung pada perusahaan perkebunan kelapa sawit khususnya masyarakat yang berasal dari perusahaan yang biasanya berbelanja di Kota Sampit.
“Hal ini harus dipikirkan, bagaimana caranya agar perekonomian kita tetap stabil. Saat ini kita ketahui para karyawan dilarang keluar kebun, dan perekonomian daerah juga saat ini tengah sulit khususnya daya beli masyarakat menurun,” kata Parimus, Senin 16 Agustus 2021.
Lanjutnya, bagaimanapun kondisi ekonomi harus tetap dipikirkan. Karena menurutnya, buruknya kondisi ekonomi justru akan memperburuk situasi hingga kondusifitas suatu daerah.
“Saat pandemi seperti ini harus dipikirkan bagaimana ekonomi itu bisa tetap berjalan, sementara di satu sisi hampir seluruh perusahaan perkebunan melarang karyawannya untuk keluar. Sementara itu pergerakan ekonomi di Kabupaten Kotim ini sangat tergantung dengan sektor perkebunan kelapa sawit,” tegasnya.
Dikatakannya, jika perkebunan ini aktivitasnya normal, karyawannya boleh ke kota maka ekonomi akan berjalan baik.
(dia/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post