SAMPIT – Meski berada merupakan daerah yang terisolir karena tidak memiliki jalan penghubung jalur darat, bahkan letaknya dipisahkan Sungai Mentaya sehingga menjadi kecamatan pesisir yang terluar.
Ternyata Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ini memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat beraneka ragam.
Bahkan diketahui, dari 14 desa yang ada di Kecamatan Pulau Hanaut, masing-masing desa tersebut memiliki produk olahan sendiri yang merupakan khas dan menjadi ikon masing-masing desa.
Untuk itu Ketua Komisi II DPRD Kotim Darmawati mengatakan, pemerintah harus memperhatikan potensi yang dimiliki Kecamatan Pulau Hanaut ini. Karena masyarakatnya sangat kreatif mengelola SDA yang ada di daerahnya.
“Bahkan masih-masing desa itu tidak hanya memiliki satu produk saja, namun bermacam-macam. Karena keterbatasan infrastuktur, mereka mengolah produk dengan peralatan seadanya dan hasilnya pun tidak bisa banyak,” ujarnya, Selasa 30 Maret 2021.
Maka dari itu lanjutnya, jika hal ini diperhatikan oleh pemerintah maka produk yang mereka olah bisa dikembangkan lagi. Bahkan bisa menjadi produk khas yang dapat di impor ke luar daerah. Dengan demikian tidak hanya masyarakat setempat saja yang diuntungkan, namun pemerintah turut mendapat keuntungan.
“Kalau industri rumahan masyarakat di sana berjalan lancar, maka perekonomian masyarakatnya juga akan meningka. Meski mereka berada di pulau paling laur dari Kotim, pemerintah daerah tetap harus memperhatikan kesejahteraan mereka,” tegasnya.
Diketahui, di Desa Rawa Sari memiliki produk beras Rawasari, lemon drink, kopi jahe asli, padi, sorgum, panganan carang, keripik ubi dan pengembangbiakan kambing.
Desa Makarti Jaya memiliki produk unggulan keset sabut kelapa dan bunga pot meja. Desa Hanaut memiliki produk unggulan padi Hanaut, kopi khas Hanaut serta pakasam. Desa Bapinang Hulu menghasilkan minyak kelapa murni, kopi rasa jahe, buah durian otak udang dan beras segar Bapinang.
Desa Bamadu memiliki produk unggulan kelapa dan durian, Desa Penyaguan dengan produk industri sagu, Desa Babaung dengan keunggulan sebagai desa santri, Desa Bapinang Hilir dengan produk kelapa dalam, pisang pulau dan ikan kering.
Desa Babirah dengan produk kelapa dalam, pisang, burung punai dan gula kelapa. Desa Hantipan dengan produk kopi Hantipan, pertanian atau persawahan, kelapa dalam dan minyak kelapa murni.
Desa Bapinang Hilir Laut memiliki produk unggulan pisang dan kelapa dalam, Desa Bantian dengan produk kopi merah, kelapa dalam dan minyak kelapa murni. Desa Serambut memiliki produk unggulan perkebunan sengon, kelapa dalam dan hasil tangkapan udang galah.
Desa Satiruk yang merupakan desa paling ujung memiliki potensi unggulan berupa kampung wisata pantai, perikanan laut, tambak bandeng dan blanak dan produksi udang papai atau ebi. “Karena berada di daerah pantai, sebagian masyarakatnya juga bekerja sebagai nelayan untuk pekerjaan sehari-hari,” tutupnya.
(dia/matakalteng.co.id)
Discussion about this post