SAMPIT – Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Khozaini mengatakan, bahwasanya saat ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) tengah anjlok, dan hal ini mempengaruhi lajunya pembangunan di Kotim.
Menurutnya, sektor pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) harus bisa maksimal agar meningkatkan PAD Kotim. Dikatakannya, saat ini kesadaran masyarakat sudah meningkat untuk membayar lantaran masuknya program PTSL dari Badan Pertanahan Nasional.
“Anjloknya PAD Kotim itu berimbas kepada sektor pembangunan. Kita maklum jika PAD Kotim tahun ini tidak tercapai karena kondisi ekonomi masyarakat dan dunia usaha sedang terpukul karena pandemi Covid-19 itu,” ujar Politikus Partai Hanura.
Dirinya berharap, dengan dibayarnya pajak itu ke Bappenda Kotim bisa ikut menekan terjadinya tumpang tindih lahan masyarakat.
“Sekarang ini tugas Bapenda turun kelapangan, cek lokasi, diambil koordinat dan terintegrasi dengan peta satelit. Sehingga ketika ada yang mau bayar pajak diobjek yang sama maka sudah mulai terdeteksi potensi ada sengketa lahan,” sebutnya.
Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah Kotim Marjuki mengatakan, pemuktahiran data PBB-P2 jadi prioritas sebagai upaya untuk mendongkrak PAD karena potensi pendapatan sektor ini pasti dan permanen.
“Kontribusi PAD dalam APBD Kotim masih kecil yaitu sebesar 11,25 persen, sedangkan sisanya adaah dana perimbangan sebesar 68,16 persen dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 20,59,” ujarnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post