KUALA KAPUAS – Ratusan buruh perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Lifire Agro Kapuas (LAK) yang menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Kapuas, Selasa 2 Juli 2019 mengaku kecewa.
Mereka harus menelan pil pahit, sebab dalam pertemuan tersebut, tidak ada satu pun Anggota DPRD Kapuas yang menemui mereka. Justru yang menemui perwakilan buruh adalah Sekretaris Dewan.
Koordinator Aksi dari LBH Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Kalimantan Tengah, Hendrik Hutagalong mengaku kecewa terhadap wakil rakyat Kapuas karena tidak ada satupun yang menemui mereka.
Padahal pada Jumat lalu pihaknya sudah memberitahukan kepada wakil rakyat tersebut agar bisa menampung semua aspirasi mereka. “Akan tetapi ketiadaan para wakil rakyat pada hari ini yang sejatinya mengakomodir semua aspirasi para buruh ternyata tidak ada di tempat. Namun kami akan tetap melakukan demo kembali sampai para pandemo dapat menemui para wakil rakyat,” tegas Hendrik.
Dikatakan Hendrik, kedatangan ratusan buruh ke gedung dewan adalah untuk menyampaikan aspirasi sehingga anggota dewan bisa memanggil pihak perusahaan. Berbagai tuntutan akan mereka sampaikan terkait nasib buruh yang bekerja di perusahaan PT LAK.
“Hanya ingin menyampaikan beberapa poin tuntutan para buruh, diantaranya masalah upah harus standar UMP, karena selama ini upah yang diterima buruh di bawah standar UMP. Begitu juga dengan upah lembur tidak sesuai aturan yang ada,” ujarnya.
“Selain itu upah cuti juga tidak dihitung oleh pihak perusahaan. Parahnya lagi, para pekerja tidak disediakan tempat tinggal atau barak, mess dari perusahaan,” pungkasnya.
(gia/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=3085 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post