BUNTOK – Anggota DPRD Barito Selatan (Barsel), Zainal Khairuddin mengapresiasi pengembangan desa wisata di Kecamatan Jenamas dan Dusun Hilir (Dushil) yang mengedepankan inovasi potensi alam dan kerajinan masyarakat setempat.
Dikatakan, ada tiga kerajinan yaitu pusat kerajinan enceng gondok di Kelurahan Rantau Kujang dan pusat pengembangan peternakan kerbau rawa di Desa Tampulang, Kecamatan Jenamas, serta kawasan ekosistem air hitam di desa Muara Puning, Batampang dan Batilap, Kecamatan Dushil.
“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya kebijakan dan inovasi yang dilakukan Disporaparbud Barsel untuk menggali potensi wisata yang ada di Barsel,” katanya, Rabu 23 November 2022.
Terkhusus untuk pusat kerajinan eceng gondok di Kelurahan Rantau Kujang, kata dia,potensi itu harus lebih ditingkatkan lagi, sebab banyak keuntungan di balik kerajinan tersebut, diantaranya adalah menambah pendapatan ekonomi keluarga.
Apalagi, kata Zainal, bahan baku eceng gondok yang berlimpah ruah, membuat masyarakat tidak perlu membeli, cukup mengambil di sungai-sungai sekitar desa. “Dengan dikembangkannya kerajinan eceng gondok, maka para ibu-ibu dan para remaja bisa ikut mengolah kerajinan eceng gondok,” sebutnya lagi.
Ia menyarankan, untuk mendukung perkembangan pariwisata, khususnya wisata kerbau rawa yang tempatnya berdekatan, diharapkan para pengunjung wisata kerbau rawa bisa sekaligus membeli kerajinan eceng gondok.
Selanjutnya, supaya kerajinan tersebut lebih berkembang, maka pemerintah perlu membantu mereka membuat semacam sanggar, agar ada tempat untuk masyarakat lainnya yang berminat dan para pengunjung bisa ikut belajar atau mencoba bagaimana cara membuat kerajinan tersebut.
Termasuk pembuatan galeri untuk tempat pemasaran yang lebih mempermudah para pembeli mendapatkan hasil kerajinan itu. “Untuk memperluas marketing, perlu mereka diundang untuk mengikuti pameran baik di tingkat kabupaten, provinsi dan bahkan nasional. Agar masyarakat luas bisa langsung melihat hasil kerajinan eceng gondok yang dulunya hanya sebagai tumbuhan pengganggu (gulma), ternyata bisa menjadi kerajinan yang memiliki manfaat dan bernilai jual tinggi,” ujar Zainal Khairuddin panjang lebar.
(co/matakalteng.com)
Discussion about this post