Oleh: Dr. JONI, SH., MH ***
Begitu besar dan agung makna angka 2 (dua) dalam kehidupan. Inti dari semua makna itu, jika dibakukan adalah merupakan anghka yang menunjuk harmoni. Dalam kesederhanaan kata harmoni disini, ada sebuah keindahan didalamnya.
Didalamnya ada keindahan dalam kehidupan, untuk menyatukan nada kehidupan yang berbeda dalam membangun untuk bergerak, bergerak untuk perbaikan dan perubahan.
Prinsip yang muncul dari masyarakat, yang dibangun dengan adalah tidak adanya suatu pemaksaan, tetapi lebih menekankan kepada akan keberadaan dan posisi masing masing. Pemimpin yang menciptakan harmoni, mendatangkan keindahan dalam kehidupan masyarakat dimana ia mengabdi.
Pada konteks keorganisasian seorang pemimpin dan timnya harus sadar akan posisi dimana memunculkan suatu keharmonian yang berujung akan keindahan. Karena apabila telah sadar akan posisi, harmoni itu akan muncul dan menciptakan kesejahteraan dan kedamaian. Ini meupakan filosofi yang muncul dari harmoni, yang merupakan refleksi dari angka 2 (dua).
Harmoni memunculkan keseimbangan, yang akan menjadi dasar kebaikan. Oleh karena itu sungguh beruntung, dan Insyaallah akan membawa keberuntungan, siapa yang memperoleh nomor urut dua. Setidaknya dalam pengembangannya akan menjadikan nomor urut dua sebagai perlambang kesuksesan, keberhasilan dan sederet kondisi yang baik lainnya.
Di dalam tata pemerintahan. pemimpin yang beruntung memperoleh angka dua menyadari akan amanah yang dipikulkan di pundaknya. Pemimpin ini menyadari betapa berat amanah yang harus dilaksanakan dan harus dipertanggungjawabkan.
Tidak semata karena kemenangan, tetapi lebih dari itu amanah itu menjadi dasar atas tanggungjawab yang dipikulkan oleh umat kepada dirinya. Ia menyadari bahwa kepemimpinan ini adalah amanah. Amanah yang timbul dari agung dan makna yang ditakdirkan padanya dalam kompetisi Pilkada tahun 2020 ini pada nomor urut 2 (dua), untuk Paslon Gubernur Kalteng sebagai angka keberuntungan. Angka harmoni.
Berikut, beberapa hal yang berkaitan dengan angka 2 (dua), dalam maknanya yang senantiasa berpasangan. Berpasangan itu mencerminkan harmoni. Suatu talenta kehidupan yang tidak ganjil, dan tidak banyak. Dalam makna yang senantiasa merujuk kepaa pilihan yang tepat.
Makna Angka 2 (dua) Dalam Islam
Pertama, dan sebagai dasar atau sebagai awal yang menjadi fondasi rukun Islam adalah syahadat. Makna syahadat adalah pengakuan sejkaligus konsekuensi untuk dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Ini muncul dari angka 2 (dua) yang berpasangan. Yaitu 2 (dua) kalimat yang harusdilafalkan ketika memeluk Islam. Demikian pula terus diulang dalam tahiyyat ketika bersholat.
Dalam hal ini, senantiasakita lafalkan saat akan memeluk agama islam yaitu syhadat tauhid dan syhadat rosul.lafal syahadat yang menunjuk kepada pengakuan kadloifan manusia dan keagungan Allah. Ini adalah sebuah harmoni yang muncjul dari angka 2 (dua) dalam syahadat. Syahadat ibarat bangunan adalah fondasinya, yang beada pada urutan pertama dari rukun Islam.
Berikutnya, kita tahu bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits muttafaq alaih tatkala berada pada akhir kenabiannya. Rasulullah SAW menjelang menutup mata untuk selamanya, berwasiat kepada umatnya dalam hadits yang maknanya bahwa kita, umat Muhammad SAW tidak akan tersesat, dan jaminan itu berkepastian tuntuk selama lamanya jika berpegang teguh pada 2 (dua) hal yaitu Al qur’an dan hadits.
Quran sebagai kitabullah dan hadits sebagai ementara fungsi hadits atau sunnah sebagai sumber hokum islam yang ke dua menurut para ulama berfungsi sebagai dasar dalam hal memperkuat Alquran. Kandungannya sejajar dengan Alquran, yang a mengungkapkan kembali apa yang terdapat didalam Alquran, tanpa menambah atau menjelaskan apapun.
Hadits sebagai pasangan Alquran juga berkedudukan sebagai penjelas dari Alquran, baik dalam bentuk lebih rinci.. Sebagai contoh adalah perincian tentang tatacara shalat, zakat, puasa dan haji. Dasarnya ditentukan dalam Alquran jabarannya di dalam hadits. Quran dan hadits adalah harmoni, yang bersumber dari angka 2(dua), yang berpasangan.
Pasangan Lain Bersumber dari Angka 2 (dua)
Makna berpasangan, juga bersumber dari angka 2 (dua) dalam penuturan para ulama ini menjadi dasar bahwa pasangan yang merujuk pada angka 2 (dua) itu menjadi dasar kehidupan umat muslimin. Alquran dan hadits adalah pegangan utama, dan dijamina keselamatannya jika berpegang kepada keduanya.
Berikuitnya, yang lain dari hal di atas adalah bahwa para fuqoha (ahli fikih) menjabarkan tentang pemahaman untuk meneliti dan selanjutnya memahami lebih mendalam ajaran Islam, khususnya yang berdimensi petunjuk yang berorientasi masa kini.
Orientasi masa kini yang didaarkan pada hukum masa lalu itu adalah fiqih. Di dalam usul fiqih itu ada 2 (dua) usul fiqih yang paling baik menurut penilaian para ulama. Dua ushul fiqih itu adalah usul fiqihnya Imam Syafii dan Imam Hanafi.
Selebihnya, menimbulkan kontroversi tentang dasar yang kemudian dikembangkan dalam perilaku ibadah. Kontroversi itu khususnya berkaitan dengan muatan politis pada jamannya, dari para pencetus ushul fiqih dimaksud. Di sini, angka 2 (dua juga menimbulkan harmoni yang pada gilirannya menenteramkan pemeluk Islam.
Tentang angka 2 (dua) dalam hukum Islam juga dapat dicermati dari hukumnya.Dalam hal ini ada 2 (dua) macam fardlu. Keduanya adalah fardlu kifayah dan satubnya adalah fardlu ai’n. ini adalah pasangan harmoni yang menjadi ketetapan Allah SWT, dalam hal hukum yang harus ditaati oleh hambaNya. Tidak hanya satu, tetapi keduanya menjadi sepasang harmoni yang bersumber pada angka 2 (dua).
Pada konsekuensi dari perbuatan manusia, juga akan berujung kepada 2 (dua) hal. Yaitu kebaikan yang merupakan sebuah nikmat. Sementara itu dari perbuatan buruk manusia di dunia nantinya akan membawa konsekuensi ditimpakannyab azab. Nikmat dan azab adalah pasangan harmoni yang merupakan konsekuensi dari perbuatan manusia di dunia.
Penyadaran akan adanya 2 (dua) hal ini akan menuntun manusia untuk berbuat bauik sehingga nanti akan memperoleh nikmat. Pada perspektif lain, sebagai konsekuensi dari nikmat dan azab itu adalah tempat yang akan menjadi tujuan akhir manusia di akherat kelak. Tujuan nikmat adalah surga. Sementrara tujuan azab sebagai konsekuensinya adalah neraka.
Surga dan neraka adalah 2 (dua) hal, atau sepasang tempat yang menyadarkan kepada manusia akan harmoni untuk selalu berbuat baik. Penyadaran ini melahirkan sikap untuk senantiasa taat kepada hukum Allah sehingga memperoleh surga. Insya Allah. Berikutnya, di dalam perbuatan di dunia, sebagai pencatat amal yang akan berakibat kepada masuk neraka atau surga yaitu Roqib dan Atid.
Demikian pula penanya di alam kubur nantinya, adalah Munkar dan Nakir. Pasangan ini menyadarkan kepada manusia untuk senantiasa menjaga diri dari perbuatan munkar. Orientasi kepaa kebaikan yang muncul dari angka 2(dua) memberikan penyadaran relevansinya untuk senantiasa berbuat baik dalam kehidupan. Inspirasi angka 2 (dua) sungguh memerikan makna mendalam kepada hal tersebut.
Tidakhanya di atas. Manakala dirinci, sangat banyak penyebutan yang bersumber ada pasangan yang maknanya adalah angka 2 (dua). Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam semesta yang merupakan ciptaanNya. Pasangan harmoni yang akan abadi hingga akhir waktu tiba.
Ada tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan. Sejak awal keujudan manusia, manusia dapat perhatikan hubungan berpasangan ini telah wujud. Di mana lelaki pasanganya wanita, langit pasangannya bumi, matahari pasangannya bulan, siang pasangannya malam, dan masih sangat banyak.
(Dr. Joni SH, adalah pengamat politik dan hukum berdomisili di Kota Sampit)
(bersambung)
Discussion about this post