SAMPIT – Pelangsir Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi masih banyak terjadi dibeberapa SPBU yang ada di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Bahkan tampak jelas aktivitas yang menyalahi aturan tersebut tetap berjalan seakan ada pembiaran dari petugas penegak hukum.
Menurut Pengamat Sosial yang ada di Kotim, Ruslan Abdul Gani mengatakan, hal ini bukanlah fenomena baru. Dari dulu belum ada tindakan tegas, bahkan disinyalir adanya kongkalikong antara pihak SPBU dengan para pelangsir yang tidak diketahui oleh pihak Pertamina.
“Ini memang memprihatinkan, diperlukan ketegasan aparat menindak sindikat pelangsir. Kemungkinan ada oknum pemodal untuk para pelangsir membeli BBM subsidi yang kemudian dijual lagi dengan harga industri,” ucap warga Kotim ini.
Bahkan dirinya meminta wartawan dari Matakalteng.com untuk melihat fakta yang ada dibeberapa SPBU yang ada di dalam Kota Mentaya ini. “Jika ditelusuri lebih dalam lagi, memang banyak oknum yg terlibat, pemodal/penampung solar, ada oknum lagi yg melindungi preman-preman di SPBU. Disana (SPBU) sudah seperti dimonopoli oleh preman parkiran. Seolah-olah SPBU milik preman dan pelangsir,” beber pria yang akrab disapa Haji Ruslan ini.
Tidak sampai disitu saja, dirinya juga mengingatkan kembali permasalahan yang menyebabkan ratusan sopir truk dan pengusaha logistik demo di depan kantor DPRD Kotim pada Agustus 2022. Demonstran mengaku kesulitan mendapatkan solar subsidi, seraya menuntut pemerintah mencabut BBM subsidi karena dinilai tidak dirasakan manfaatnya atau tidak tepat sasaran.
“Masih banyak hal lainnya yang memang menyatakan adanya pelangsir. Kapan dominasi pelangsir di SPBU diakhiri?,” tutupnya heran.
Terpisah, Hamzah, warga Jalan Manggis 5B, Kelurahan MB Hilir, Kecamatan MB Ketapang, mengeluhkan adanya aktivitas para pelangsir yang melintas di depan rumahnya. “Pelangsirnya itu menggunakan truk besar, setiap melintas, rumah saya bergetar. Bahkan sejak adanya aktivitas itu, beberapa bagian rumah saya jadi retak, bahkan jalan disini banyak berlubang,” ucapnya.
Dirinya mengungkapkan sempat mengkhawatirkan para anak kecil yang sering bermain di jalan, sebab sering kali terlihat truk tersebut melaju dengan kecepatan tinggi untuk di pemukiman warga. Bahkan tak ayal sopir truk terlihat asyik memainkan ponsel saat berkendara. “Disini banyak anak kecil. Sopir truk sering ngebut. Saya takut ini menimbulkan korban jiwa,” ucap calon Sarjana Hukum ini.
Hal ini pun bahkan sudah dilaporkan ke pimpinan Polres Kotim via whatsapp. “Bisa dikirim alamat lokasi tempat pengepul BBM subsidi. Untuk segera di cek,” balasan singkat AKBP Sarpani. Namun hingga saat ini masih belum ada tindaklanjut. Aktivitas ilegal tersebut masih berjalan lancar tanpa ada kendala.
(SHB/MATAKALTENG.COM)
Dapatkan konten "Pemukiman Warga Jadi Persembunyian Pelangsir BBM Subsidi " dengan mengirim permintaan melalui email konten@matakalteng.co.id
Discussion about this post