SAMPIT – Kasus dugaan pengeroyokan yang dialami seorang pelajar di salah satu SMPN Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah dilaporkan ke aparat kepolisian setempat.
Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin menyatakan telah mengumpulkan data dan keterangan saksi sehingga ditemukan jika terduga pengeroyokan bukan berjumlah 30 orang, melainkan 4 orang. “Laporan sudah kami terima. Dari hasil pemeriksaan sementara, terduga pengeroyokan berjumlah 4 orang. Kejadiannya ini di sekolah, jadi penanganannya kami serahkan ke pihak sekolah terlebih dahulu. Selain itu, yang terduga pelaku maupun korban masih dibawah umur,” kata Kapolres Kotim, Jumat, 17 Desember 2021, malam.
Kapolres berharap, peristiwa seperti ini tidak terulang kembali, dan perundungan atau bullying di sekolah harus bisa dicegah sedini mungkin. “Pencegahan hal seperti ini bisa dimulai dari orangtua masing-masing untuk membina anaknya. Para guru juga harus meningkatkan pengawasan. Lakukan pendekatan ke anak didik agar mereka bisa terbuka menceritakan berbagai hal di sekolah,” ucap polisi berpangkat dua melati emas ini.
Kasus ini ditangani Polsek Ketapang. Dan dikatakan, pada Senin, 20 Desember 2021, akan diadakan rapat pihak sekolah, komite, orangtua, serta yang terlibat. “Matilah anak orang kalau sampai 30 orang yang mengeroyok, kami sudah menangani masalah ini sejak kejadiannya kemarin. Pelakunya cuma 4 orang saja. Kami akan mengawal mediasi ini, dan sudah kami sampaikan kepada mereka, jika mediasi ini gagal, kami siap melanjutkan proses hukumnya,” tegas Kapolsek Ketapang, AKP Samsul Bahri.
Hal yang sama juga diungkapkan kepala sekolah SMPN 4 Sampit, Suyatmi yang menegaskan pelakunya memang 4 orang. “Mungkin pada waktu kejadian banyak anak-anak yang berdatangan kesitu, tapi mereka sekedar menyaksikan saja. Kebetulan kejadiannya di dalam kelas korban, dan saat itu tidak ada pelajaran karena siswa baru selesai ulangan umum. Pihak sekolah pasti akan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya. Kita lihat saja nanti apa hukumannya, sesuai dengan hasil rapat,” katanya.
Untuk diketahui, korban dikeroyok kakak kelasnya lantaran enggan memberikan uang. Para terduga pelaku saat itu meminta sebanyak Rp 20 ribu. Akibat pengeroyokan tersebut, korban sempat dilarikan ke IGD RSUD dr Murjani Sampit lantaran mengalami memar, bahkan nafas. Setelah satu hari mendapatkan pengobatan dan perawatan, korban diperbolehkan pulang ke rumah.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post