SAMPIT – Gangguan satwa dilindungi akhir-akhir ini sering terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, sejak awal Juli 2020 hingga saat ini, sudah 3 kali menerima laporan gangguan satwa dilindungi, yang masuk ke perkebunan dan permukiman warga.
Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah mengatakan, pihaknya menerima laporan itu dari daerah Kotim dan Seruyan.
“Laporan pertama diterima dari warga Ibramsyah, yang menyerahkan seekor buaya. Hal itu dilakukannya karena khawatir buaya menyerang keluarganya. Dirinya merupakan warga Desa Cempaka Mulia Timur, Kecamatan Cempaga,” sebutnya, Minggu 19 Juli 2020.
Sementara, laporan kedua yakni terkait kemunculan beruang madu di Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan. Hewan tersebut memakan tanaman buah milik warga yang berada di belakang rumahnya.
Sedangkan yang ke 3 yakni gangguan beruang madu di wilayah Desa Sebabi, Kecamatan Telawang. Hewan itu merusak pohon kelapa dan memakan buah nangka. Kejadian tersebut hampir tiap tahun berulang. Terutama saat memasuki musim kemarau.
“Laporan tersebut akan ditindaklanjuti. Guna memberikan rasa aman terhadap masyarakat dan juga hewan dilindungi tersebut,” ujarnya.
Pihaknya telah ke lokasi kemunculan beruang di Desa Sebabi, sekaligus memasang perangkap.
Perangkap beruang tersebut dipasang sebagai upaya agar dapat menangkap beruang madu yang masuk ke wilayah permukiman warga dan merusak pohon kelapa dan memakan buah nangka milik warga.
Hal tersebut dilakukan, karena warga tersebut khawatir beruang menyerang mereka. Apalagi, hampir setiap hari warga beraktivitas di kebun tersebut. Karena letaknya persis dibelakang rumah.
“Karena itu, kami berikan imbauan kepada masyarakat, agar menghindar jika melihat beruang tersebut. Dan kami juga meminta agar tidak menyerangnya. Karena satwa dilindungi,” tutupnya.
Muriansyah mengungkapkan, sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat, dapat mengundang satwa liar atau dilindungi untuk datang mencari makan.
“Dari yang beberapa kami temukan, sampah yang dibuang sembarang mengundang kedatangan satwa dilindungi. Sehingga lebih baik dihindari,” ujar Muriansyah.
Hal tersebut kebanyakan terjadi diwilayah pinggiran Sampit. Terutama daerah pemukiman yang masih banyak semak belukar. Sehingga jika lingkungan tidak dijaga dengan baik, sampah dibuang sembarangan. Maka hal itu akan menarik satwa dilindungi untuk datang mencari makan.
Sampah sendiri biasanya akan mengeluarkan bau yang menarik satwa seperti beruang madu, bahkan orangutan. Karena hewan tersebut mencari makan jika datang kepemukiman.
“Hal ini harus menjadi perhatian masyarakat. Jika tidak ingin lingkungan mereka didatangi satwa dilindungi,” kata Muriansyah.
Hal tersebut bisa kapan saja terjadi. Terutama saat memasuki musim kemarau. Banyak satwa yang datang ke permukiman untuk mencari makan. Sehingga, masyarakat harus berhati-hati.
“Lebih baik sampah dibuang pada tempatnya, sehingga selain menjaga kebersihan, juga menghindari satwa liar datang,” demikian Muriansyah.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post