SAMPIT – Kenaikan harga emas hingga minyak goreng yang naik signifikan menjadi penyebab Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengalami inflasi. Untuk inflasi tahun kalender Maret 2022 sebesar 1,53 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun yakni Maret 2022 terhadap Maret 2021 adalah sebesar 6,10 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kotim Eddy Surahman menyebutkan, di Kalimantan Tengah, Kota Sampit menjadi salah satu kota titik pemantauan indeks harga konsumen penentu inflasi selain Palangka Raya. Ada dua titik pasar yang menjadi acuan titik pantau inflasi di Kota Mentaya ini, yakni Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) dan Pasar Keramat Sampit
“Komoditas yang memberi sumbangan terhadap inflasi yaitu kue kering berminyak, cabai rawit, angkutan udara, ikan tongkol, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras, minyak goreng, kangkung, bawang merah, dan emas perhiasan,” ujarnya, Minggu 3 Maret 2022.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan terhadap deflasi, yaitu, daging ayam ras, ikan kapar, udang basah, ikan gabus, ikan lais, ikan baung, ikan bandeng, nanas, daging sapi, dan tomat.
“Kota Sampit menempati peringkat ke-27 kota inflasi dengan inflasi sebesar 0,97 persen di Indonesia. Inflasi di Kota Sampit terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,40 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen,” jelasnya.
Selain itu juga dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,38 persen. Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,71 persen. Dari kelompok kesehatan sebesar 0,16 persen, kelompok transportasi sebesar 0,96 persen.
Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,82 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,00 persen. Pada Maret 2022 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,66 persen. Dari 90 kota IHK, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,86 persen dan terendah terjadi di Kupang sebesar 0,09 persen.
“Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,27 persen dan terendah terjadi di Kendari sebesar 0,07 persen,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post